Tahun 2023 lalu sempat heboh hasil survei yang mengatakan bahwa Indonesia adalah Fatherless Country no. 3 di dunia. Walau hasil survei ini simpang siur kebenarannya, namun sempat menjadi tamparan bagi kita terutama orang tua.
Tahun 2024 rasanya adalah tahun yang sangat melelahkan bagi pikiran. Suasana politik sangat memanas dengan adanya Pemilihan Presiden dan Legislatif, serta Pemilihan Kepala Daerah di 545 daerah di Indonesia mulai dari kota, kabupaten hingga provinsi. Belum lagi kebijakan pemerintah di akhir periode ini yang makin ajaib saja rasanya, mulai terang-terangan boroknya.
Sebagai kaum menengah di Indonesia, kita diperah dan paling banyak berkontribusi pada negara namun memperoleh benefit paling sedikit. Lalu apa hubungannya dengan fatherless country?
Saya mulai berpikir agak tidak adil jika kita hanya menyalahkan kaum lelaki dan budaya patriarki yang sudah melekat lama di negeri ini. Mungkin situasi ekonomi dan kebijakan pemerintah yang kurang berpihak pada working class juga memainkan peran. Keseimbangan antara hidup dan kerja juga makin sulit diraih. Pergi shubuh, pulang isya. Tidak jarang waktu untuk Ayah/Ibu yang bekerja bagi keluarganya pun sangat terbatas.
Negara ini tidak baik-baik saja.
Negara ini tidak baik-baik saja.