Sabtu, 30 Juni 2018

Kunci Cegah Ruam Popok dan Review Baby Wipes


DISCLAIMER: This is a non sponsored post. Reviews are made with honesty based on my experience.

Dear mommies,
Setelah pengalaman mengurus newborn 2x, I can firmly say that "cara cebok sangat menentukan dalam mencegah terjadinya ruam popok". 

Dulu pengalaman pas anak pertama, Ammar, saya masih blank banget dalam urusan per-anak-an. Semangat beli ini itu apalagi kalo diskon termasuk baby wipes, buy 1 free 1, angkutttt... Yang tidak saya perhatikan adalah tipe dari baby wipes itu. 

Sekitar 2-3 minggu setelah lahir Ammar mulai terkena ruam popok, huhuhuhu, bermacam-macam jenis popok (terutama yang premium, yah namanya juga ibu baru panikan, maunya yang mahal aja semua agar lebih terjamin) dicoba, ada yang tetap bikin ruam, ada yang setidaknya ruam tidak bertambah.

Ruam Ammar mulai membaik setelah saya berhenti menggunakan baby wipes dan mengganti popok dengan merk yang (menurut saya) paling mahal (Merries yang bungkus putih). Iyahhhh, baby wipes saya menggunakan PARFUM ibu-ibu. Dan setelah cebok dengan baby wipes tidak saya seka lagi dengan tisu kering. BIG MISTAKE!!! Saya mengganti metode cebok (aduh apa ya bahasa lebih halusnya, hehehe) dengan menggunakan kapas bulat yang dibasahi dengan air mineral dan diseka sampai kering dengan tisu kering plus diaper rashnya diobatin pake diaper cream merk Pure. Setelah Ammar beranjak beberapa 3-4 bulan saya mulai menggunakan baby wipes lagi tetapi saya pilih yang air murni dan yang terpenting NON PERFUMED

Percayalah, mencegah lebih baik daripada mengobati (dan lebih murah juga, hehehe). Di kali kedua dengan si adik, Salsa, saya langsung setia dengan kapas bulat yang dibasahi dengan air minum. Yang saya pakai merknya medisoft, harganya kisaran 8.000-9.000 untuk netto 75 gr berisi 120 bola-bola kapas. Ada merk pigeon (pigeon cotton balls) tp harganya 25.000 lebih untuk isi 100 balls saja. 

Safest bet!

Tapi ada kalanya pakai kapas bulat tidak sepraktis pakai baby wipes apalagi buat bersihin pup (walaupun kalau untuk pup, jika memungkinkan saya lebih prefer cebok di keran air langsung, apalagi kalo anak sudah MPASI). Berdasarkan pengalaman yang saya paparkan di atas, inilah kriteria ideal baby wipes yang aman untuk digunakan bayi:



Kali ini saya mau share beberapa baby wipes favorit saya


Harga: Rp 18.000 untuk isi 50 lembar (buy 1get 1, jadi dapat 100)
Yang kusuka
-  Handand Mouth Safe. Kalau buat ngelap tangan dan mulut aja aman means bagus dan aman juga dong buat cebok. Hihihi. Plus lumayan, jadinya engga perlu beli-beli tisu khusus hand and mouth lagi. Dulu saya biasa beli Pigeon Hand and Mouth (harganya 32ribuan untuk 60 lembar).
-  Desain kemasannya paling suka di antara yang lain, hehehe. Elegan gimana gitu.
Kekurangan:
-   Varian yang ini agak susah ditemui, saya belinya di Superindo terus, sudah coba di beberapa supermarket lain tapi gak ada.
-   Not Paraben Free. For me personally, I don’t mind sih.

Neppi Baby Wipes (Non Parfum)
Harga: Rp 15.000 untuk isi 50 lembar (buy 1get 1, jadi dapat 100)
Yang kusuka:
-   Hand and Mouth Safe
-   Murah
Kekurangan:
-  Barupernah nemu online aja di jd.id, blibli.com, dll, belum pernah liat di toko offline biasa.

SweetyNon Perfumed

Harga: Rp 15.000-19.000 untuk isi 80 lembar
Yang kusuka:
-  Cover penutup baby wipesnya bagus gitu, jadi bukan Cuma perekat macam selotip, tapi semacam ada buka tutup. Penutup tissue basah/wet tissue cover nya aja biasanya dijual 20ribuan satunya, nah ini udah include. Permasalahan tutup tissue basah emang sering terjadi, ga sengaja kebuka atau dimainin sama anak, lama ngga ketutup jeng jeng sekemasan kering semua.
Kekurangan: Only for bottom yaa, not handand mouth safe

Nah, ini loh penampakan wet tissue cover 


Selain merk di atas, saya pernah coba yang merk mamy poko. Baby wipes merk mamy poko sendiri ternyata terbagi menjadi yang biasa dan yang premium. Yang premium yang tissuenya extra tebal. Namun semenjak saya menggunakan tissue di atas, saya sudah tidak pernah lagi pakai mamy poko kecuali kalau ada promo. Pernah sih ada promo di Indomaret, tapi cuma untuk yang perfumed.

Mamy Poko Extra Tebal, kalau tidak salah harganya 18.000an untuk 50 lembar

May diaper rash be forever away from our kids. Cheers!

Kamis, 28 Juni 2018

Colmar Love Story


Mei 2016 yang lalu, saya, Azi plus orang tua saya "ceritanya" double date ke Colmar, sebuah kota kecil di utara yang dekat perbatasan antara Perancis dan Jerman. Colmar sering digadang-gadang merupakan kota kecil tercantik di Perancis bahkan di Eropa. Tiruan Colmar sendiri pun dibuat dan ada di negeri jiran. Tapi bukan, bukan Colmar inti dari cerita ini.

Usai menyusuri La Petite Venise, kami berempat duduk di luar sebuah pasar tradisional. Seorang bapak tua memarkirkan sepedanya di depan pasar dan menghampiri kami. Rupanya beliau tau (dari penampilan kami) bahwa kami orang Indonesia. Bapak tua itu bernama Roger, sudah 80an tahun umurnya. Di masa muda ia bekerja untuk perusahaan minyak dan pertambangan yang mengharuskan beliau beberapa kali berkeliling Indonesia dalam waktu lama. Cukup untuk dia mengetahui keramahan orang Indonesia, cukup untuk dia mengerti bahwa orang muslim tidak untuk ditakuti. 

Colmar, May 2016

Percakapan kami cukup panjang, dan dalam bahasa Indonesia loh, Roger masih mengingat dan mencoba menggunakan bahasa Indonesia sebisanya (begitupun Ayah saya yang mencoba mengingat-ngingat dan menggunakan bahasa Perancis. Beliau menawarkan kami untuk makan siang bersama. Namun kami menolaknya karena harus mengejar kereta untuk kembali ke Strasbourg. Akhirnya kami hanya bertukar alamat dan nomor telepon. Roger tidak punya handphone, jadi dia memberika nomor landline saja. 

Sesampainya di Indonesia, kami tetap berhubungan dengan Roger melalui surat. Classic but sweet, main surat-suratan pakai perangko, dikirim sekarang sampainya sebulan lebih. Terkadang kami lambat membalas surat Roger, sehingga beliau mengirim lagi. 

Di surat, kami mengundangnya untuk berkunjung ke Indonesia. Surat balasannya membuat kami merinding. Beliau mengirimkan foto dia dan istrinya. Roger mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mengunjungi Indonesia karena harus menjaga istrinya yang buta, tidak ada lagi yang menjaganya karena mereka tidak memiliki anak. Masuk akal lah kenapa jaman sekarang Roger tidak punya handphone, karena tidak ada generasi lebih muda yang mengajarinya.

Jujur setelah membaca surat itu, bulu kuduk saya berdiri, terharu dan merinding. Tetap setia sama istrinya yang buta walaupun tidak diberikan keturunan. Langsung teringat sama kelakuan pria-pria lain yang punya anak banyak, diurus dan dilayani istri, tapi malah poligami atau lebih parah lagi, selingkuh. *maaf, ga bisa ga nyinyir, nyinyir is in my blood*

Tahun 2018 ini, Alhamdulillah ada kesempatan lagi untuk berkunjung ke Colmar. Orang tua saya, 4 adik saya, dan anak saya Ammar (yang sebelumnya masih di dalam kandungan) pergi menemui Roger di rumahnya. Kebetulan kali ini saya dan Azi tidak ikut karena saya baru saja melahirkan anak kedua kami akhir Maret 2018 yang lalu.

Sebelumnya beberapa kali kami mencoba menghubungi Roger melalui telepon tapi tidak berhasil tersambung. Baru lah ketika sampai di stasiun kereta Colmar, ibu saya menyadari bahwa nomor telepon yang diberikan kurang kode daerah (seperti 021, 0251, dll kalau di Indonesia). 

Di rumahnya, Roger dan istrinya, Maria, menyambut keluarga saya dengan hangat. "Ini adalah kejutan yang luar biasa" ujarnya. Mereka terharu kami menyempatkan untuk berkunjung lagi. Kebetulan anak saya sedang tidak enak badan dan rewel, ketika Ammar menangis, mereka bilang "Ini pertama kalinya ada tangisan anak kecil di rumah kami"

Colmar, Mei 2018

Selain mengisi waktu sebagai farmer, Roger juga mengurus segala keperluan rumah dan istrinya. Mulai dari memasak, membersihkan rumah, memandikan, dan lain-lain. Roger pun tak lupa selalu menaruh bunga segar di dalam vas di atas meja makan walau istrinya tidak bisa melihat. Bagi saya sih romeo and juliet kalah sama roger and maria.

Dari mereka, kita bisa belajar bahwa mungkin sekarang lebih baik kita fokus dengan apa yang sudah kita punya dan tidak menyia-nyiakannya, dibanding mempermasalahkan apa yang tidak kita miliki.

Semoga bermanfaat! 🙂

Rabu, 13 Juni 2018

Si Tipis tapi Nyaman: ASUS Vivobook A407






Setelah sekian lama tertunda, akhirnya kesampaian juga blog ini punya domain sendiri, dari yang sebelumnya masihkecilaja.blogspot.com pindah ke www.ohsumayyah.com. Niatnya sih supaya bisa lebih diniatin dan improve blognya. Aaminnn…

Selama ini saya selalu ditemani oleh laptop (ASUS A42J) dan handphone (ASUS Zenfone Zoom S) saya dalam membuat content di blog. Laptop ASUS A42J yang sering saya panggil “si hitam” ini awalnya dibeli untuk menunjang penggunaan software AutoCAD yang saya perlukan dalam mengerjakan tugas akhir/skripsi tahun 2011. Percaya engga percaya, saya masih menggunakan laptop yang sama dan berarti umurnya sudah hampir 8 tahun. Berbagai masa sulit kami lewati bersama, mulai dari tugas akhir saya, proposal penelitian, putus pacar (ya kan jadi marathon serial dan film tuh buat ngehibur diri), bahkan sampai tugas akhir adik saya yang terpaut 6 tahun angkatan kuliah, hehehehe.

My Gadget, My Buddy :p


Jujur, laptop ASUS ini kuat dan awet. Walaupun sudah pernah kena beberapa kali service, ketahanannya tetap jauh jika dibandingkan laptop T*****a saya sebelumnya yang jauh lebih mahal tapi hanya bertahan 2 tahunan saja.

Walau saya cinta banget sama si hitam yang sudah banyak jasanya, namun si hitam sudah mulai banyak keterbatasan. Bodynya yang berat dan harus selalu didampingi dengan external fan karena sudah mulai cepat panas membuat si hitam kurang bisa mobile. Belum lagi doi mulai lemot walau hanya untuk sekedar install font-font lucu dari Internet. Mungkin sudah saatnya saya mulai mencari pengganti si hitam.

Karena laptop dipakai tidak hanya untuk 1-2 tahun, tentu saja pengganti si hitam ngga jauh-jauh dari ASUS lagi karena saya sudah membuktikan sendiri keawetan merk ini. Pada bulan April 2018 yang lalu, ASUS mengeluarkan notebook yang cukup membuat saya tertarik karena fitur dan performanya ok, tapi harganya ramah di kantong, namanya ASUS Vivobook A407. Ini nih hal-hal yang bikin naksir ASUS Vivobook A407 bagi ibu-ibu zaman now macam saya.


Ringan dan Tipis dilengkapi dengan Nano Edge Display


Berat laptop ini hanya 1,5 kg loh dengan ketebalan tidak lebih dari 21,9 mm (Duh mak, itu mah lebih tipis dari BB Cushion saya). Ringan dan tipis, bisa banget deh dengan mudah nyelip di backpack diaper saya.

Menurut saya, ukuran laptop yang paling nyaman untuk dipakai adalah 14 inch, tidak terlalu kecil, tidak terlalu besar, pas dan tetap enak jika ingin membuka multiple windows. ASUS Vivobook A407 ini juga dilengkapi dengan nano edge display dengan bezel tipis hanya 7,1 mm (laptop saya yang sekarang 16 mm *habis diukur, hehehe*) sehingga rasio layar ke bodi menjadi 73,8 % dan membuat ukuran laptop ini cenderung lebih ramping dibandingkan dengan laptop 14 inch pada umumnya. Wide viewing anglenya sampai 178o pun semakin memanjakan mata penggunanya.



Fingerprint Sensor

ASUS Vivobook A407 ini dilengkapi fitur fingerprint sensor yang bisa memudahkan kita untuk login cepat dan mudah dengan Windows Hello. Nahhh, I need this! Kenapa? Karena si Ammar, anak saya, suka penasaran dan ingin turut campur dengan apapun yang saya lakukan, jadi kalau unlock laptopnya mesti pake fingerprint kan resiko si Ammar ngutak ngatik tanpa sepengetahuan saya lebih kecil hehehehe 😼   

Selain itu fitur ini juga sangat penting untuk melindungi penyalahgunaan content yang ada di dalam laptop karena jujur akan banyak content tidak senonoh di laptop saya, seperti para bayi sedang mandi atau foto popok dengan isinya kalau-kalau sedang abnormal untuk kepentingan konsultasi ke dokter, hehehehe. Hayooo, mikirnya apa?




Performa yang Mumpuni

Biarpun ramping, ASUS Vivobook A407 didukung oleh prosesor Intel® Core™ i3, dengan RAM yang dapat diupgrade hingga 8GB DDR4 dan NVIDIA® GeForce® MX110 graphics (untuk model A407UB) atau  Intel HD Graphics 510 (untuk model A407UA). Bagi yang hobi fotografi dan perlu install Adobe Photoshop Lightroom CC hayuk, atau perlu pakai Filmora buat edit video youtube bisa banget sampai kualitas HD malah. Bikin konten kreatif apapun semakin asyik dan dapat terakomodasi dengan baik oleh Laptop ini. Hajar blehhh...

Kualitas Visual yang Asyik

Laptop ini juga dilengkapi dengan teknologi pengoptimalan visual yang bernama ASUS Splendid yang memberikan visualisasi terbaik untuk segala jenis konten. Terdapat empat mode tamplan yang ditawarkan oleh ASUS Splendid, yaitu Mode Normal sangat ideal untuk tugas sehari-hari; Mode Eye Care yang mengurangi tingkat cahaya biru untuk mengurangi ketegangan mata;  Mode Vivid mengoptimalkan kontras untuk menghasilkan foto dan video yang menakjubkan dan membuatnya terlihat lebih hidup dan nyata; dan Mode Manual yang dapat dipersonalisasi sesuai dengan keinginan. 

ASUS Splendid dengan 4 Mode Pilihan (Normal, Eye Care, Vivid, dan Manual)


 
Tidak mudah panas serta baterai tahan lama dan fast charging

Tetap dingin di bawah suhu tubuh walau dipakai berjam-jam


ASUS Vivobook A407 ini juga dilengkapi dengan teknologi ASUS IceCool yang menjaga suhu permukaan laptop rata-rata di bawah 36oC walaupun dipakai selama berjam-jam. Dan untuk mendukung pemakaian dalam jangka waktu lama, laptop ini dibekali dengan baterai yang memiliki 3x masa pakai lebih lama dari baterai lithium-ion standar biasanya. Teknologi fast charging juga disisipkan yang membuatnya dapat diisi hingga 60 persen hanya dalam 49 menit.

Jika anda seseorang yang sering berpergian ke luar negeri, mungkin anda menyadari bahwa setiap negara memiliki jenis power outlet yang berbeda-beda. Setidaknya ada 12 jenis di seluruh dunia. Yang berbeda bukan hanya jenis colokannya saja loh tetapi tegangan (voltase) dan kuat arusnya. Tapi jangan khawatir, karena produk ASUS terkenal dengan proteksinya terhadap tegangan yang masuk dan keluar untuk mencegah terjadinya kerusakan.

Elegan dan tersedia 2 pilihan warna

ASUS Vivobook A407 tersedia dalam 2 pilihan warna yang elegan dan cantik. Walaupun kalau disuruh milih, saya pengen yang Icicle Gold biar beda dari yang selama ini saya miliki.

Star Grey (Kiri), Icicle Gold (Kanan)



Tuh bikin mupeng banget kan? Oh iya di atas saya sempat bilang kalau harganya ramah di kantong. Iyaaaa, untuk semua fitur yang disebutkan di atas, ASUS Vivobook A407UA dibanderol dengan harga Rp 5,699 juta sedangkan A507UB seharga Rp 6,499 juta.

Buat yang mau ikutan ASUS Blog Competition, bisa klik disini ya. Yuk dicoba, deadlinenya tanggal 17 Juni 2018.

Wajib Tonton di Netflix untuk (yang berjiwa) Emak-Emak


Kemajuan teknologi jaman sekarang mulai mendukung industri kreatif untuk semakin maju. Contohnya saya, dulu waktu SD hobi banget beli kaset dan VCD di Disctarra (kayanya sekarang sudah tutup ya, ketauan deh anak 90annya). Lalu masuklah era mp3 yang 1 CD memuat ratusan lagu dan DVD yang walau bajakan kualitasnya bagus. Masuklah saya jadi pengguna pirated content. Tapi sekarang saya langganan Netflix dan Spotify, saya baru sadar saya anaknya engga bajakan sekarang. Hehehehe.

Walaupun tuntutan kehidupan (alias 2 under Twos) tidak memungkinkan saya untuk sering-sering netflix and chill, ada beberapa tontonan yang menurut saya sayang untuk dilewatkan (iya dong, kan udah langganan, hehehe) dan emak-emak relatable banget.

Genre: STANDUP Comedy, 16+
Durasi: 1 jam 4 menit

Pertama kali dikasih tau teman, “sum, lo tau Ali Wong ga?” Jadilah saya kepoin IGnya Ali Wong dan langsung berkesimpulan dari foto-foto dan captionnya, ini tipe ibu-ibu favorit saya, satir dan realistik. Saya coba lah nonton Netflix spesialnya doi ini. Ya Allah, itu dari awal sampai akhir saya ga berhenti ketawa beneran, padahal saya tipe yang suka jarang ketawa kalo nonton apa-apa walaupun dalam hari meyakini dan mengiyakan bahwa yang ditonton itu lucu (jadi saya bisa tuh nonton mulai dari kartun, HIMYM, 2 Broke Girls dengan muka lempeng tapi ditonton terus. 


Semua joke yang dilempar Ali Wong sangat relatable terutama oleh emak-emak, mulai dari melahirkan, mengurus anak, kehidupan rumah tangga terutama setelah memiliki anak. Walaupun ada beberapa joke yang cukup vulgar kalau untuk orang Indonesia, tapi ya tetap aja saya ngakak-ngakak.

Favorite Lines:
·     I tried being a stay-at-home mom, for eight weeks. I like the stay-at-home part.
·      My mom saw me struggle with breastfeeding and she was very discouraging about it, and she was like, "Why are you breastfeeding? I raised you on formula and look how shiny your hair is." She was like, "Are you falling for that bullshit slogan, 'breast is best'?" I was like, "No... I do it because breast is free”



Genre: STANDUP Comedy, 16+
Durasi: 1 jam

Saya nontonnya setelah nonton hard knock wife, lebih bagus nonton ini dulu soalnya ini sebelum si Ali Wongnya melahirkan jadi doi belum dapat gambaran penuh mengerikannya bagaimana, hehehhee. Tapi tetap sih lucu, soalnya ga jauh-jauh dari masalah pernikahan, feminism, dan adulthood.

Favorite Lines:
“It takes so little to be considered a great dad, and it also takes so little to be considered a shitty mom,”


Genre: TV Shows, TV Comedy, 16+
Durasi: 7 episodes masing-masing 30 menit

The Let Down sebenarnya serial TV Australia yang mulai popular setelah diadopsi Netflix. Ceritanya Audrey, seorang ibu baru dengan anak berumur 2 bulan. Segala macam permasalahan ibu baru ada disini, mulai dari sleep deprivation, mompetition sampai pertemanan dengan ibu-ibu senasib, how to deal with the in-laws, stay at home mom, dan banyak lagi, setidaknya pasti ada yang bisa kita relate sama kehidupan kita sehari-hari. Yang kurang blm ada masalah GTM atau picky eater, atau permasalahan anak langsing (mungkin karena bayi bule mah gede-gede semua, ga ada yang stunting kaya di Indonesia).  Isinya ada 7 episode dengan durasi engga lebih dari 30 menit, jadi lumayan nyicilnya bisa dapet pas lagi nyusuin sambil nidurin anak, hehehehe. Serial ini akan berlanjut ke season 2.

Favorite Episode: S01E05 Supermom



4)     Netflix Good Girls (2018) (ditambahkan 22/07/2018)
Genre: TV Shows, Crime TV Shows, TV Dramas, Crime TV Dramas, TV Comedies, US TV Shows, 13+
Durasi: 10 episodes masing-masing 40 menitan

Serial ini bercerita tentang tiga orang suburban mother, Beth, Ruby, dan Annie,  yang sedang dihimpit masalah. Beth dengan cicilan rumahnya yang tidak dibayar karena sang suami memakai uangnya untuk selingkuh, Ruby dengan anak perempuannya Sara yang sakit dan membutuhkan dana tidak sedikit untuk membeli obat khusus, dan Annie (yang juga adik kandung Beth) yang hidup serba pas-pasan dan terancam kehilangan hak asuh anaknya. Ide gila pun muncul untuk merampok supermarket yang berakhir dengan mereka harus berhadapan dengan geng kriminal lainnya. 


Cerita serial ini tidak berat, lumayan kocak dan lucu namun menarik untuk diikuti setelah mencoba pilotnya. Ada muka familiar di serial ini yaitu pemeran Dean, suami Veth, yang dimainkan oleh Matthew Lillard yang tidak bukan adalah pemeran Shaggy dalam Scoobydoo. Agak aneh sih liatnya karena terbiasa dengan karakter Shaggy.  Serial ini akan berlanjut ke season 2 pada tahun 2019.

Favorite Episode: S01E03 Borderline




5)     Modern Family (ditambahkan 24/08/2018)
Genre: TV Shows, TV Comedies, Sitcoms, US TV Shows
Durasi: Setiap season ada 23 episode, setiap episode 21-22 menit. 

I know i know, gw basi banget ya baru nonton Modern Family sekarang padahal serial ini sudah ada dari tahun 2009, berarti saat saya masih di tingkat 2 atau 3 kuliah. Kebetulan saya baru mencoba nontonnya setelah serial ini resmi masuk netflix beberapa bulan yang lalu. Namun di netflix baru sampai season 8, sedangkan di channel resminya ABC sedang ongoing Season 9. 

Serial ini bercerita keluarga besar Jay Pritchett beserta istrinya, Gloria, yang muda dan anak tirinya Manny, lalu keluarga anak perempuan Jay, Claire Dunphy, beserta suaminya Phil dan ketiga anaknya, serta anak laki-laki Jay, Mitchell Pritchett, beserta pasangan sesama jenisnya dan anak perempuan mereka. Keberagaman karakter dan latar belakang semua orang dalam keluarga ini lah yang membuatnya menarik untuk diikuti dengan permasalahan sehari-hari dan sangat konyol.

Favorite Episode: Baru sampai S02E04, sejauh ini sih hampir suka semua dan suka ngakak-ngakak sendiri. Setiap episode pun biasanya ada closing statement yang quotable abis.




Ada ga yang pernah kamu tonton? Semoga list sering diupdate kalo saya nemu waktu curi-curi nonton ya.


Minggu, 10 Juni 2018

Ibadah Bulan Ramadhan untuk Ibu Menyusui dan Hamil (Tidak Bisa Berpuasa)

Pic Credit

Saya lagi sedih dan kangen nih. Iya sedih soalnya sebentar lagi Ramadhan berakhir. Kangen karena saya kangen nikmatnya berbuka saat puasa. Sensasi air es lewat di kerongkongan saat berbuka, hmmmm… segar banget pasti. 

2 Ramadhan yang sebelumnya saya masih berpuasa walau tidak penuh. Ramadhan 1437 H, sedang hamil besar Ammar, puasa di selang seling. Ramadhan 1438 H, hampir berhasil penuh berpuasa, ehhh tapi saya menstruasi untuk pertama kalinya sejak melahirkan. 

Nah Ramadhan 1439 H ini saya full tidak berpuasa, karena saya sedang menyusui Salsa, adiknya Ammar, yang baru berusia 2 bulan. Walaupun kalau dirasa-rasa sepertinya saya kuat saja jika mau berpuasa, namun, saya tidak mau mengambil resiko, karena Salsa BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Lagi pula Ibu yang menyusui adalah salah satu golongan orang yang mendapat keringanan dari Allah untuk tidak berpuasa. 

Walaupun saya kadang rada sesat begini, berbeda dengan tidak puasa karena halangan yang mungkin durasinya tidak sampai 2 minggu, tidak berpuasa sama sekali rasanya sedih juga, seperti ada yang hilang gitu. Ngaku deh dulu waktu bulan Ramadhan suka ngarep berhalangan bareng sama temen biar bisa makan siang bareng-bareng, atau nyari baju lebaran di tanah abang. Kan capek tuh enaknya pas ga puasa, hehehe. 

Jangankan sholat tarawih, saya kangen banget loh sholat berjamaah, karena kalau mau sholat harus nitipin anak dulu atau gantian. Belum lagi kalau anaknya sambil nangis, makinlah itu sholat jadi buru-buru. Pengennya sih memaksimalkan Ibadah di malam hari, tapi kok malah ikutan ketiduran kaya si baby. Huhuhu, kok kayanya jadi Ibu jadi ga maksimal gini Ibadahnya. Padahal ngga boleh dijadihin excuse dan mengurus anak itu jihadnya para Ibu, tapi kokkk… 

Terus tiba-tiba saya merenung, bayangin deh ini Bulan Ramadhan kaya bulan sale diskon besar-besaran (ya emang bener juga sih) yang banyak keutamaannya. Pahala dilipatgandakan 70x (bayangin deh misalnya beli 1 sepatu, bonus 69 sepatu lagi). Dosa-dosa diampuni (kalau kitanya minta ampun), doa-doa dikabulkan. Rugi banget kayanya ya kalau dilewatkan begitu saja. *Analoginya mesti diskonan biar kebayang kerugiannya, hehehehe*

Nah beberapa amalan yang dapat dilakukan di Bulan Ramadhan walaupun kita tidak berpuasa yang saya terapkan (walaupun masih belajar, banyak kurangnya dan minimal banget), antara lain:
  • Menyiapkan sahur dan bukaan untuk yang berpuasa. Ini yang paling menyenangkan sih sebenarnya karena berdasarkan HR Tirmidzi, “Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” Banyak dari kita yang tak sadar dan semata-mata menjalani kewajiban sebagai seorang Istri untuk menyediakan makan suami, tapi Masya Allah ternyata banyak sekali keutamaan dari memberi makan orang yang berbuka puasa.
  • Membaca Al-Qur'an walaupun hanya sedikit. Saya harus akui nih saya ngga rajin baca qur'an, baru baca banyak biasanya kalau Ramadhan. Semoga ramadhan kali ini bisa khatam dan berlanjut menjadi kebiasaan setelah ramadhan. Oh iya saya kadang menggunakan mushaf Al-Qur'an kadang pakai HP. Kalo pakai mushaf suka direbut tapi sama anak saya, kalau pakai HP ada manfaatnya cuyyy, mengurangi saya buka-buka scroll diskonan online shop. Hehhehee. Terkait hukum Al-Qur'an di HP bisa liat disini. Untuk aplikasi qur'an yang paling saya suka dan lengkap (tampilan quran pojok, ada artian banyak bahasa termasuk Indonesia dan berbagai macam qari) bisa diunduh di sini
  • Membaca Al-Ma'Tsurat Pagi dan Petang. Ada banyak manfaat dari membaca Al'Ma'Tsurat. Ini doa sapu jagad semua aspek kehidupan. 
  • Senantiasa berdzikir. Daripada bengong aja kan atau kepoin hidup orang lain yang malah suka buat iri dan cemburu, mending banyak-banyak istighfar. *ngomong 
  • Memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan. Subhanallah banyak sekali keutamaan bersedekah terutama di bulan ramadhan. Apalagi jaman sekarang semakin mudah jika ingin bersedekah dan tepat sasaran contohnya bisa lewat kitabisa.com ataupun lembaga amil zakat lainnya yang sudah menerima pembayaran online.
Semoga bermanfaat, semangat ibu-ibu 𝩀

Minggu, 03 Juni 2018

(Gak Sengaja) Nyicil Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini




Di era globalisasi seperti sekarang, persaingan semakin ketat dan perubahan semakin cepat, dimana lulusan S1 saja tidak cukup untuk mencari kerja dan orang berbondong-bondong mengambil S2. Kemampuan berbahasa Inggris sudah bukanlah sesuatu nilai tambah yang besar tapi mulai bergeser menjadi minimum requirement. Sudah sewajarnya lah sekarang jika kita lihat banyak orang tua yang mengajarkan bahasa Inggris sedari muda. Bahkan tidak sedikit dijumpai di kota besar seperti Jakarta, keluarga asli asal Indonesia, yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama sehari-harinya. (Walaupun menurut pendapat saya, kalau sampai bahasa Indonesia engga bisa sih, agak gimana gitu yaaa)

Saya sendiri sebenarnya belum benar-benar memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak saya. Anak saya sendiri (sekarang 21 bulan) sebenarnya sempat mengalami speech delay, Ia berhenti berceloteh pada umur 13-14 bulan dan tidak mau mencontoh sama sekali. Yang dicurigai menjadi penyebab tentu saja screen time yang berlebih, Youtube. Video anak yang menarik di youtube biasanya menggunakan bahasa inggris sedangkan orang-orang di sekitar anak saya menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan anak bingung bahasa. Oleh karena itu kami mulai membatasi screen timenya, mulai dari yang tidak sama sekali, sampai jika terpaksa kami pilihkan yang berbahasa Indonesia.

Walaupun begitu, paparan bahasa Inggris terhadap Ammar sudah terjadi. Sejauh ini ada beberapa cara yang (tidak sengaja) saya terapkan pada Ammar untuk belajar bahasa Inggris. Sebenarnya tujuan awalnya lebih ke untuk mengurangi adanya “kebingungan bahasa.
  • Saya menyebutkan bahasa inggris dan bahasa Indonesia untuk hal yang sama. Misalnya ketika sedang membaca buku binatang, saya akan menyebutkan kata lion dan singa untuk gambar yang sama, sehingga ketika ditanya mana “lion” atau mana “singa” dia menunjuk ke hal yang sama.
  • Ada kalanya ketika mendengarkan lagu bahasa Inggris seperti If you’re happy, Little Teapot, Baa Baa Black Sheep, saya nyanyikan juga versi bahasa Indonesianya. Ammar pun merespon dengan gerakan yang sama untuk lagu tertentu walaupun bahasanya berbeda. Misalnya “if you’re happy and you know it clap your hand”, lalu Ammar akan tepuk tangan begitupun jika saya bernyanyi “Jika kau senang hati, tepuk tangan”.
Kakak angkat saya yang berkewarganegaraan Australia bercerita bahwa dia dan istrinya yang WNI menggunakan bahasa yang berbeda kepada anak perempuannya. Kakak saya menggunakan bahasa Inggris, sedangkan istrinya menggunakan bahasa Indonesia. Anaknya memang jika dibandingkan anak lain yang kemampuan berbicaranya sesuai milestone tergolong agak lambat, tetapi ketika dia mulai berbicara, dia bisa menggunakan kedua bahasa tersebut. Dia berbicara bahasa inggris dengan ayahnya, dan bahasa Indonesia dengan ibunya.

Sewaktu saya hamil anak pertama, bahkan saya pernah mendapat tips dari seorang teman "Jika ingin anaknya bisa bahasa asing tertentu, maka Ibunya sewaktu hamil sering-seringlah mendengarkan bahasa asing yang diinginkan tersebut". Bagaimana dengan kebenarannya? Saya belum membuktikannya sendiri walaupun memang ada studi yang menunjukkan bahwa pada 10 minggu terakhir kehamilan bayi mulai belajar dari mendengarkan perkataan Ibunya.

Walaupun Ammar agak lambat berbicara, tetapi dia mengerti semua yang kita ucapkan dan dapat membaca gerak-gerik kita walaupun dia masih belum bisa berbicara. Akhirnya, saya dan tante-tantenya (adik-adik saya) mulai menggunakan metode baru untuk berkomunikasi agar Ammar tidak langsung mengerti. Pakai Bahasa Inggris.

Iya, pakai bahasa Inggris. Padahal sih bahasa inggris kami juga bukannya yang fluent macam native speaker gitu. Ya cukuplah untuk dipahami dengan grammar yang masih suka salah tapi bisa dimaafkan, hehehe. Sekarang tinggal waktu saja, kapan kira-kira Ammar akan mulai mengerti bahasa Inggris yang kami gunakan.

Prioritas saat ini masih fokus agar Ammar bisa lancar berbicara dengan menggunakan bahasa ibu, baru setelah itu bahasa asing akan lebih dikenalkan. Apalagi katanya di usia muda, cepat sekali anak kecil bisa menyerap dan belajar.

Tips menyenangkan untuk belajar bahasa Inggris bagi anak bisa diintip di web KEB berjudul “Lima Tips Anak Jago Berbahasa Inggris”  oleh Mbak Nia