Kamis, 29 Agustus 2019

Review Buku: Inilah Jalan Hijrahku oleh Rene Suhardono

Sudah lama tidak mengulas buku, padahal wacana yang dibuat awal tahun adalah rutin review buku minimal sebulan sekali di #rabubuku. Dasar Sumayyah si Wacana.

Karena flash sale kemerdekaan yang lalu, saya jadi membeli sebuah buku yang dibanderol 17ribu sahajaaa... Buku tersebut adalah


rene suhardono


Judul buku: Inilah Jalan Hijrahku "From Hopelessness to Acceptance"
Penulis: Rene Suhardono dan Intan Yamuna
Penerbit: Mizania
Cetakan Pertama, September 2018
Jumlah Halaman: 179+
Jenis Cover: Soft Cover
Harga Normal: IDR 59,000

Buku ini ditulis oleh suami-istri Rene Suhardono dan Intan Yamuna. Jujur, saya tidak tahu siapa Rene Suhardono, walaupun seiring membaca buku, ternyata beliau termasuk influencer dan tim sukses Jokowi saat menyalonkan diri menjadi Presiden pertama kali, dan juga Anies Baswedan saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Cukup aktif di dunia politik rupanya. Maafkan kekudetanku ya Bang Rene, no offense. Hehehehe...

Buku ini sendiri menceritakan tentang perjalanan hijrah mereka berdua. Bagaimana hidup mereka sebelumnya dan turning point yang akhirnya membuat mereka hijrah, dan bagaimana perubahan yang dirasakan setelah hijrah.

intan yamuna


Walaupun saya tidak tahu bagaimana sosok Bang Rene dan Mbak Muna sebelumnya, namun Bang Rene dalam bukunya dapat mendeskripsikan bagaimana kehidupannya walaupun tidak sepenuhnya eksplisit. Di buku ini juga terlihat jelas bahwa mereka mencoba untuk rendah hati tanpa merasa paling benar namun sangat berkeinginan mengajak orang lain untuk ikut hijrah juga menjadi lebih baik.

buku rene suhardono

Okay, akhirnya saya googling juga Bang Rene yang ternyata sudah cukup dikenal sebagai life coach/career coach/ dan semua titel-titel pekerjaan yang keren dan panutan. Tapi siapa sangka, walau terlihat keren di sosial media dan sering woro wiri di stasiun televisi, ternyata Bang Rene dan Mbak Muna mengalami banyak cobaan yang menguji keutuhan rumah tangga mereka. Lagi-lagi, detailnya tidak disebutkan ya, (yeeee kepo aja lo sum, wkwkwk).

Terlepas dari apa masalah sesungguhnya (tetap ya, naluri lambe muncul), menurut saya apa yang dirasakan Bang Rene sangat relatable dengan masa sekarang seperti FOMO (Fear of Missing Out) dan lain-lain... Oh sosial media. Hayooo ngaku siapa yang suka pusing sama jumlah like dan engagement rate 😛. Tidak aneh sih karena Bang Rene kan kerjaannya banyak terkait dengan public relation.

Layout buku ini menyenangkan dan tidak membosankan, cocok untuk anak muda zaman sekarang. Fontnya berbeda ukuran, yang penting dihighlight, penggunaan bahasanya juga tidak kaku, campuran bahasa Indonesia dan Inggris (wah bang Ivan Lanin ga suka nih). Jadi walaupun buku ini ada 179 halaman, mungkin bisa dengan mudah dihabiskan dalam satu kali duduk, walaupun saya membacanya dalam 3 hari di sela-sela menyusui anak kalau tidak ketiduran.

Saya salut sekali dengan penulis yang mau berbagi proses hijrahnya melalui buku ini. Apalagi jika kita pernah di kutub berkebalikan, pasti akan terasa sekali bedanya dan betapa hidayah itu indah. Beda dengan saya yang memang sudah terkondisikan kondusif dari kecil, tapi ya begini-begini aja. Suka kagum sendiri sama orang yang misalnya dulu ajep-ajep sosialitas, berubah jadi berhijab dan sholehah... Duhhh mantappp...

Logikanya gini nih, kalau yang cerita pengalamannya mantan preman kan dia jadi bisa kasih insight betapa ga bagusnya jadi preman dan mengapa kita harus bertobat dan beriman. Karena fitrah manusia kan suka wondering what's on the other side. *mulai otoy deh sum*

Jadi, jika anda merasa ada yang kurang dalam hidup padahal semuanya terasa sudah sempurna, atau sedang dalam kesulitan yang rasanya tidak ada jalan keluarnya, atau simply ingin baca buku ringan namun berfaedah, This book is for you!

Happy Reading :)


Jumat, 23 Agustus 2019

Belajar di Akademi Instagram


Tanggal 20 Juli 2019 yang lalu, saya berkesempatan mengikuti Akademi Instagram. Akademi Instagram adalah sebuah program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan digital para wirausahawan muda di Indonesia. Acara ini dibuat oleh Instagram (dan Facebook Indonesia), diorganisir oleh Kompas TV, dan didukung oleh BEKRAF.

Katanya sih ini acara "Akademi Instagram" yang pertama di dunia. Kenapa Indonesia? Indonesia adalah pengguna Instagram terbanyak di Asia Pasifik, serta masuk ke dalam Top 5 untuk pengguna Akun Instagram Bisnis di dunia.

Pada acara ini, Instagram mengumpulkan para pakar dan praktisi yang akan membagikan insight seputar industri kreatif, teknik pemasaran digital, pembuatan konten kreatif, teknik beriklan di Instagram dan Facebook. Instagram juga akan menghadirkan para wirausahawan muda yang telah sukses mengembangkan bisnisnya untuk berbagi kisah sukses. Rangkumannya akan saya jabarkan di bawah tapi mohon dimaklumi otak emak-emak yang sudah mulai terbatas yaaa dan tentunya lebih efektif kalau datang sendiri ke acaranya.

Sasarannya sendiri adalah minimal 1000 wirausahawan muda yang bergerak di 16 subsektor industri kreatif BEKRAF di kota Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Tapi dari pengalaman di Jakarta kemarin saja, saya rasa hampir lebih dari 500 peserta. Antriannya panjang sekali, sampai-sampai acara berjalan terlambat karena panitia harus menyediakan ruangan tambahan yang akan memperoleh relay dari ruangan utama, Aruba Room The Kasablanka di Mall Kota Kasablanka.

Saran saya datanglah minimal 15 menit sebelum jam registrasi di mulai, agar anda mendapatkan tempat yang nyaman. Acara dengan peserta pelaku bisnis biasanya cenderung giat untuk menuntut ilmu.

Sekelumit antrian, aslinya lebih panjang lagi sampai keluar-keluar dari hall kasablanka
Acaranya sendiri dibagi menjadi 5 sesi, oleh karena itu butuh waktu seharian penuh. Jadi lebih baik kosongkan agenda anda jika memang mau mengikuti kegiatan ini.

Sesi 1: Kupas Tuntas Instagram Bisnis oleh Ferdy Nandes (Kepala Bagian Bisnis Berkembang & UKM Facebook & Instagram)


Pada sesi ini Mas Ferdy berbagi tentang mengelola Instagram bisnis dengan baik. Bagaimana caranya? Dengan rutin membuat konten agar menarik perhatian pelanggan untuk melakukan pembelian serta beriklan di Instagram (yaiyalah, inti dari acara ini sebenarnya kan ini). Beberapa poin lainnya antara lain:

  • 6 foto pertama itu penting, pastikan ada deskripsi dan info. (kenapa 6? soalnya orang belum tentu scroll pas visit, kalau 6 foto pertama menarik, mengundang orang melihat ke bawah.
  • Manfaatkan Instastory, sekarang instastory lebih populer dan lebih sering digunakan oleh orang. Isinya bisa dimasukkan tentang produk/jasa yang kita jual, cara membuatnya, backstage (siapa yang membuat atau staff yang terlibat). Bisa ditambahkan fitur questions dan polling.
  • Selalu sesuaikan dengan brand kita, jangan lupa tambahkan hashtag.
  • Instagram Live juga meningkatkan brand awareness, setelah live bisa disimpan jadi IGTV. 
  • Usahakan mereply dan responsif terhadap komentar dan DM dari customer. Manfaatkan fitur quick replies.
  • Bisa beriklan lewat instastory, caranya bisa ke business.instagram.com/a/toolkit atau ke @InstagramforBusiness

Sesi 2: Membuat Konten Kreatif oleh Dimas Anggakara (Konsultan Kreatif Digital Facebook & Instagram)


Pada sesi ini dijelaskan tentang content yang efektif di sosial media yang tentunya sangat berbeda dengan media cetak ataupun televisi. Pada media televisi contohnya, klimaks suatu iklan diletakkan pada bagian akhir agar mengundang orang untuk menontonnya sampai akhir, sedangkan pada sosial media, jika 3 detik pertama tidak menarik maka orang akan cepat-cepat scroll lagi. Pengguna sosial media memang benar-benar memiliki attention span yang lebih rendah. Beberapa poin lainnya adalah:

  • Pesan yang ingin disampaikan sebaiknya bersifat: Fokus, Langsung, Jangan terlalu banyak/panjang (untuk menangkap perhatian audience dengan cepat)
  • Manfaatkan lingkungan di sekitar terlebih dahulu untuk membuat content.
  • Desain konten tanpa suara, karena 70% pengguna tidak menggunakan suara saat melihat konten.
  • Regulasi 20% Teks. Jadi Teks jangan sampai lebih dari 20% dari gambar atau visual iklan.
  • Caption sebaiknya jangan terlalu panjang atau ada see more nya. (Hmmm, yang ini agak susah ya kalau mau nulis deskripsi produk kan panjang).

Kemarin kebetulan contoh-contoh kontennya milik brand-brand besar yang sudah punya banyak tim untuk content pastinya. Banyak tips memaksimalkan instastory (bahkan tanpa menggunakan applikasi tambahan) dan bisa dilakukan sendiri. Atau bisa juga memanfaatkan applikasi Inshot. Kunjungi creativehub.fb.com disini kita bisa desain dan preview iklan kita gimana jadinya.

facebook creative hub


Sesi 3: Menguasai Facebook Ads Manager oleh Yohny Chan (Manajer Mitra Bisnis Facebook & Instagram)


Pada sesi ini sebenarnya lebih baik dibuat workshop dengan menggunakan komputer (emang sudah disuruh bawa) karena teknis sekali, tapi pada kenyataan di lapangan, ngga dibuka akhirnya. Di sesi ini banyak banget hal baru dan betapa mudahnya sosial media menargetkan penggunanya dengan iklan-iklan yang ada. Jadi inget dulu suka ada iklan kaos tulisannya "Istri Terbaik yang lahir di Bulan Mei" wkwkwk... Bisaan aja, padahal itu kan karena dia tau data kita.

Langkah penting dalam membuat iklan (selain contentnya) adalah:

  • Pilih Tujuan/Objektif yang Tepat (mau brand awareness kah, atau agar mendapat traffic, serta tingkat konversi yang ditargetkan)
  • Tentukan Audiens (basicnya seperti age, gender, location. Bisa juga custom audience atau bahkan menargetkan pemirsa yang sudah loyal customer dan yang serupa dengannya). Jelaslah sudah kenapa saya dikejar-kejar iklan Sociolla mulu. :p
  • Format Iklan yang diinginkan (bisa lihat pilihannya di ads manager)
  • Di ads manager juga bisa tau berapa CTR (Click to Ratio) iklan kita. Kalau lebih dari 1% itu artinya target audiens yang kita tentukan sudah sesuai. Tapi jika dibwah 1% masih kurang bagus.
  • Tips tambahan: Bagi yang sudah memiliki website commercenya sendiri, disarankan menggunakan pixel untuk menjadi plugin di web kita.

Untuk lebih jelasnya bisa ke facebook.com/ads/create atau Applikasi Facebook Ads Manager

Tidak lama setelah dari acara ini saya sempat coba pakai facebook ads manager, tapi masih lieur, dana yang digunakan juga lebih banyak dengan impression yang lebih sedikit dibandingkan jika saya menggunakan fitur simple promote post nya Instagram. Hmmmm

Sesi 4: Menguasai Dunia Ekonomi Digital sharing antara Andy Victor (Head of Creative Tokopedia), Anto Motulz (CEO Kreavi), dan Handoko Hendroyono (Co-founder Filosofi Kopi)


Pada sesi ini, saya sudah tidak mencatat banyak, lebih banyak mendengarkan saja. Dan jadinya lupa. Hahahaha.. Maaf yaa

Sesi 5: Cerita Sukses Pebisnis Lokal sharing antara Julian Tanoto, Arif Hidayat, Merrie Elizabeth


Okay, guilty. Di sesi ini, saya sudah cabut karena sudah jam 5 sore lewat dan coffee break sore pun ditiadakan karena keterbatasan waktu plus kata orang rumah si caca badannya anget (selalu dia mah kalo emaknya ngabur bentar). Walaupun sebenarnya menarik banget sih pasti kisah sukses dari pengusaha muda yang memanfaatkan media online untuk marketingnya.

akademi instagram jakarta
Beberapa pengisi acara


Catatan untuk Penyelenggara Acara:

  • Seluruh peserta diharuskan membawa laptop beserta charger, namun sayangnya saat acara berlangsung, laptop tidak dipakai sama sekali. Mungkin aslinya untuk praktek FB Ads Manager. Tapi kemarin karena keterbatasan waktu dan tempat, hanya ditunjukkan cara pemakaiannya sekilas dan link untuk mempelajari lebih lanjut.
  • Lebih tepat waktu dan strict saja, agar acara tidak molor panjang.
  • Isi acara bagus, namun formatnya kurang efektif, lebih baik dibuat kelas kecil seperti gapura digitalnya Google. Jadi lebih intim. Saya yakin kok untuk menjelaskan hal teknis tidak perlu tataran manager, yang penting ilmunya tersampaikan, kan.
  • Karena lumayan banyak yang harus "diproses" lebih enak menjadi beberapa pertemuan kali ya (maafkan aku dan mommybrain ku ini)
Overall, Terima kasih untuk penyelenggara, semoga acara ke depannya bisa lebih baik lagi. Inisiasi dan Inisiatifnya sangat saya appresiasi.

akademi instagram jakarta
Thanks Dila, udah ngasih tau acara ini