Rabu, 29 Juni 2016

Is Airbnb Really Worth It?

Bagi yang suka traveling, sudah tentu tidak asing lagi dengan Airbnb. Airbnb adalah sebuah marketplace yang menyewakan tempat tinggal baik kamar, apartment, holiday home, atau bahkan sampai kastil kuno. You can find all type of accommodation here. Per Juni 2016 pun, mereka mengklaim telah memiliki lebih dari 1.5 juta listing di 34.000 kota yang tersebar di 191 negara. 
Promosi airbnb pun cukup gencar dengan program seperti "member get member" ketika anda mengundang teman anda yang lain untuk menggunakan airbnb maka anda dan teman anda akan mendapatkan voucher potongan yang dapat digunakan untuk menyewa di airbnb. Pilihan yang beragam serta harga yang lebih terjangkau menjadi daya tarik besar bagi para traveler. Tapi apakah sudah pasti jaminan kita mendapatkan harga terbaik dengan spesifikasi yang kita inginkan dengan airbnb. Berikut adalah review saya setelah menggunakan airbnb pada eurotrip mei-juni 2016 yang lalu.

Perjalanan saya berlangsung selama 17 hari, selama periode tersebut saya menyewa akomodasi dari airbnb sebanyak dua kali, yaitu di Strasbourg (3 hari, 2 malam) dan Chamonix (3 hari, 2 malam).

How to use it? Easy peasy. Hampir sama dengan website yang lain, anda tinggal memasukkan kota tujuan, tanggal check in dan check out serta jumlah guest yang akan menginap. Anda disuguhkan dengan beberapa pilihan filter seperti tipe akomodasi yang diinginkan (seluruh rumah/apt, private room, ataupun shared room), range harga, dan lain-lain.
Selain itu, anda juga bisa memilih berdasarkan lokasi yang ditampilkan seperti di bawah ini sehingga memudahkan anda untuk memilih akomodasi yang anda inginkan.

Mengapa orang memilih airbnb? Biasanya dikarenakan term and condition dari menyewa apartment lebih mudah dibandingkan hotel. 
  • Pertama, dapat memilih tempat dengan amenities yang lengkap (ya wong itu kan sebagian besar tempat tinggal) seperti dapur beserta kompor, oven, microwave, dan teman-temannya (yang sudah tentu tidak bisa didapatkan di hotel), sampai mesin cuci. 
  • Kedua, bisa memilih satu tempat yang dapat mengakomodir banyak orang terutama yang bawa keluarga dan anak kecil.
  • Ketiga, pilihan yang beragam. Dari yang murah sampai yang mahal. Dari yang kamar normal, sampe tenda di pinggir pantai pun ada.
  • Keempat, Culture Exposure, kita akan menyewa kepada seseorang yang kemudian disebut host. Tidak selalu selama kita tinggal kita pasti akan bertemu host tersebut. Dari dua kali pengalaman saya menggunakan airbnb, hanya satu kali saya bertemu dengan host saya, yang satu nya lagi tidak ada di tempat, jadi kami masuk dan keluar sesuai dengan instruksi yang dia berikan melalui email. Nah biasanya host-host ini ramah, waktu di Strasbourg, host saya bernama Audray memberikan kami ginger cookies saat kami akan check out, sedikit banyak kita bertukar cerita. Tergantung dari lama dan availability dari host itu sendiri, ada juga yang sampai bisa meng-guide kita loh. Review-review yang diberikan oleh guest airbnb biasanya cukup dapat diandalkan dan sesuai dengan kenyataan. So, baca review itu penting.
Beneran murah? Saya dan suami selalu menggunakan perbandingan website lain dalam mencari akomodasi, favorit kami sih booking.com. Karena banyak yang bisa free cancellation kalau sewaktu-waktu berubah pikiran. Kenapa ngga semua akomodasi selama perjalanan saya pakai Airbnb? Ya itu karena saya menemukan harga yang lebih murah atau berbaloi (malay banget dah bahasanya, worth it-red) di website lain. Karena harga yang kita lihat di airbnb saat awal pencarian adalah harga basic, ada komponen harga lain (additional price) di airbnb seperti: 
  • Service Fee yang dikenakan untuk "membantu" mereka agar dapat melayani anda 24/7, semacam kompensasi kalau-kalau anda check in larut malam; 
  • Cleaning Fee yang dikenakan hanya sekali selama menginap. Nah sebagai orang Indonesia yang terbiasa dengan cheap labour yang bayar 100 ribu bisa minta tolong orang bersihin rumah seharian, nah kalo di eropa beda... jadi berasa mahalnya. Memang cuma sekali selama menginap, tapi kalo menginapnya cuma semalam kadang jadi ga worth it, dan bisa mencapai 30-40% dari harga kamar. Manyun kan. Misalnya holiday home di amsterdam, cleaning feenya 60 euro per stay, tapi di check out instructionnya ujung-ujungnya seperti kita harus membersihkan rumahnya dengan alasan cleaning fee "hanya" 60 euro. 
  • Extra Guest Fee adalah biaya dikenakan untuk setiap tambahan orang, walaupun tertulis bisa mengakomodasi 4 orang misalnya, tapi bisa saja harga yang tertulis adalah untuk 2 orang, penambahan setelah 2 orang per orangnya akan dikenakan biaya sebesar bla bla bla.
Ada banyak beberapa apartment, yang setelah ditambah-tambah komponen harga lainnya jatuhnya malah lebih mahal dari hotel murah. Jadi murah atau tidak, ya tergantung. Apakah anda akan menginap dalam jangka waktu panjang, fasilitas apa yang anda butuhkan, dan lain sebagainya. Saran saya ya tetap selalu bandingkan semua detail harga, review, lokasi dengan website lain. Penyewaan apartment tidak hanya ada di airbnb, tapi juga sudah mulai masuk booking.com, agoda, dll. 


Bagaimana dengan pengalaman anda menggunakan Airbnb?

Membuat SIM Internasional

Dalam rangka baby moon akhir Mei 2016 yang lalu, saya dan suami membuat SIM Internasional agar bisa digunakan untuk mengendara mobil di luar negeri. Persyaratan yang diperlukan untuk membuat SIM Internasional pun cukup mudah, yaitu:

  1. Kartu Tanda Penduduk (asli) beserta fotokopinya
  2. SIM Nasional (asli) beserta fotokopinya
  3. Paspor (asli) beserta fotokopinya
  4. Pas foto 4 x 6 4 lembar (yang laki-laki memakai dasi, yang perempuan memakai blazer, latar belakang biru)
  5. Materai 1 buah
Untuk update persyaratan terbaru bisa dilihat di web resmi korlantas di sini
Untuk yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, pengurusan SIM Internasional dilakukan di alamat berikut: 
Mabes Korlantas Polri Jl. MT Haryono Kav 37-38, Jakarta 12770
Pelayanan SIM Internasional buka dari Senin-Jumat dari jam 08.30-15.00 WIB. untuk hari Sabtu-Minggu dan hari-hari besar maupun cuti bersama tidak beroperasi.

Saya dan suami sampai di korlantas pada hari rabu siang sekitar jam 13.30. Alhamdulillah tidak sulit mencari parkiran di sini. Bagi yang menggunakan kendaraan umum pun bisa dengan mudah menjangkau tempat ini, stasiun KRL terdekat adalah cawang, korlantas masih berada dalam walking distance. Awalnya agak skeptis, apa benar review-review orang di blog sebelumnya tentang cepatnya pelayanan sim internasional. ketika masuk ke dalam ruangannya, kita langsung ambil nomor, dan hanya terlihat 2-3 orang yang sedang menunggu. Ruangannya berAC dan sangat nyaman. Rata-rata pelayanan hampir tidak lebih dari 10 menit per orang. Ada 2 petugas yang memeriksa, memverifikasi, sekaligus menerima dokumen. Setelah dipanggil dan menyerahkan dokumen, kita akan disuruh mengisi beberapa form dan pembayaran dilakukan di tempat yang sama. Untuk satu jenis SIM Internasional (ada pilihan seperti biasa A, B, C) dikenakan biaya Rp 250.000, dan itu merupakan harga resmi tanpa tambahan apapun. Setelah semua lengkap, kita akan pindah ke meja sebelahnya untuk difoto. Saya rasa tidak sampai 20 menit saya dan suami menghabiskan waktu di dalam. Pelayanannya cepat dan top deh, beda sama kalo mau ngurus surat-surat dokumen resmi lainnya ke instansi pemerintah :p

Oh iya, SIM Internasional berlaku selama 3 tahun. Bentuknya seperti buku saku bukan seperti kartu SIM. Penampakannya kira-kira seperti berikut: 
Kita juga diberikan satu buku tentang panduan mengendara internasional yang isinya tentang-tentang peraturan umum, list negara yang menggunakan setir kanan dan kiri, simbol-simbol lalu lintas.