Dur undur undur... Kalo bisa nanti, ya nanti aja...
Mungkin itu moto hidup procrastinator.
Contohnya Saya.
Saya harus dihadapkan dengan keadaan terpaksa dulu baru termotivasi untuk mengerjakan sesuatu.
Sudah tidak ada pilihan lain contohnya seperti saya yang menulis di hari terakhir Minggu ke 32 #1minggu1cerita dengan tema terpaksa. Minggu depan sudah 6 minggu saya absen setor tulisan, kalau tidak saya didepak. Hehehehe.
Bisa juga karena iklim kompetisi. Walaupun saya bukan orang ambisius yang mau terbaik, tapi saya tidak mau jadi yang terburuk... Contohnya, saya pastinya akan menghindari geng sosialita daripada iri hati. Wkkwkw... Ih apaan sih ni tulisan ga nyambung ama tema.
Balik lagi, contohnya seminggu belakangan ini saya join komunitas sehat ibu-ibu muda. Isinya adalah ibu-ibu yang baru/akan memulai olah raga. Hasilnya? Dalam seminggu saja, yang biasanya #timrebahan, jadi terpacu untuk jalan kaki lebih banyak saat ditargetkan minimal 5000 langkah sehari. Eh benar saja, ternyata manusia kalau dibanding-bandingkan jadi lebih terpacu.
Mungkin kita memang perlu keadaan terpaksa agar yang kita inginkan tercapai. Kita perlu deadline, kita perlu target, kita perlu dorongan. Ada kalanya kita yang membuat sendiri keadaan terpaksa itu, ada kalanya lingkungan sekitar. Apapun keadaan terpaksa yang kita alami, saya harap menghasilkan outcome positif dan mendatangkan banyak ibrah.