Senin, 10 April 2017

Memilih Baby Gear yang tepat untuk Traveling

Hola!

Tumben banget malam ini saya belum ketiduran setelah Ammar tidur. Biasanya saya ikutan ketiduran pas Ammar tidur sambil mimik 😏

Masih terkait sama pengalaman trip kemarin, saya mau sharing tentang pemakaian baby carrier dan stroller saat traveling. Berdasarkan pendapat sotoy saya, berikut beberapa poin yang penting menjadi pertimbangan dalam memilih moda angkut anak kita:

1.     Usia dan Kondisi Fisik Anak

Jalan-jalan dengan newborn, di atas 6 bulan, di bawah 2 tahun, balita, dll, pasti semuanya berbeda dan memiliki tantangan tersendiri. Kalau newborn, mungkin masih harus lebih hati-hati dan rentan. Di atas 6 bulan, sudah MPASI dan lebih banyak berkegiatan. Toddler yang sudah bisa lari kesana kemari lain lagi ceritanya. Oleh karena itu, usia menjadi salah satu faktor penting dalam merencanakan perjalanan. Beberapa pertanyaan yang harus dijawab:
·        Apakah kita masih mampu untuk menggendongnya dalam waktu lama?
·        Apakah anak terbiasa ditaruh di stroller?
·        Sudah banyak dan lincahkah pergerakan dia?
Kebetulan di perjalanan lalu, Ammar berumur 7 bulan dan ada di fase belajar merangkak. Ammar bukanlah bayi roti sobek, jadi waktu 7 bulan itu beratnya masih 7 kg. Dia terbiasa ditaruh di stroller terutama kalau strollernya jalan terus. Bahkan doi lebih suka liat jalan dibandingkan liat orang tuanya yang dorong (percuma deh nak, beli stroller yang parent facing). Saat itu pun si Ammar masih pada fase belajar merangkak yang masih 11-12 sama kodok. Dengan pertimbangan itulah akhirnya saya bawa stroller dan baby carrier juga. Stroller yang saya gunakan Peg Perego Si Switch sedangkan Baby CarriernyaErgobaby 360 (versi KW).


2.      Waktu/Musim saat Traveling

Eits, yang di atas itu tidak cukup. Sebagai mahluk tropis yang sebelumnya belum pernah merasakan snow fall sebelumnya, pengalaman trip ke US kemarin di awal Maret membuat saya cukup jera. Dengan asumsi sudah akhir winter, saya pikir sih cincai lahh ya ngga usah beli stroller foot muff (sayang kalau cuma sekali dipakai) modal selimut tebel aja lah nanti.
Saya salah besar saudara-saudara. Ternyata global warming cukup berdampak dalam menggeser waktu pergantian musim. Iyapp, walaupun akhir winter harusnya sudah mulai hangat, saya malah ngerasain badai salju yang sampai membuat sekolah-sekolah di New York City dan West Coast pada umumnya tutup. Di hari-hari lainnya, suhu minus dengan angin yang super ga santai.

Apa kabar stroller? Selain di airport, ngga kepakai, Ammar lebih nyaman di pelukan saya dengan baby carrier. Di saat yang dingin sekali (suhu yang tidak nyaman) ternyata anak saya malah masuk mode hibernasi, jadi dia tidur, sambil mimik. Apakah ada yang punya pengalaman juga mengenai ini? 
Alhasil saya kemana-mana dengan carrier dengan Ammar yang tidur sambal mimik sampai terlepas sendiri. Sepertinya dia mendapat kehangatan dari posisi itu. Sayanya juga pun diuntungkan karena jadi lebih hangat juga. Setiap kali kita memasuki ruangan museum atau indoor lainnya yang lebih hangat, Ammar langsung bangun, tapi pas kita keluar ruangan dan disambut angin dingin, doi langsung tidur lagi.

 

3.     Kondisi Tujuan

Ini juga penting banget dan menurut saya NYC itu ngga stroller friendly. Bisa baca juga pendapat native newyorker ttg stroller disini. Walaupun setiap saya kemana-mana, hampir semua ibu-ibu membawa anaknya di stroller, namun sepertinya akan lebih ribet untuk bawa stroller saat naik-turun bis dan subway karena aksesnya banyak juga yang tidak ada lift. Selain itu tipe stroller yang mereka gunakan Jogger Stroller yang ban belakangnya besar-besar untuk menerjang salju kali yaaa…Kalau udah punya keluarga kayanya bakal lebih milih tinggal di suburb atau ke new jersey sih kayanya and mostly sih jarang pake kendaraan umum. Beda cerita kalau kita ke mall di Jakarta naik mobil pribadi ya, pastinya lebih nyaman bawa stroller biar kegiatan cuci mata makin lancar, hehehe...

Tambahan-tambahan sotoy lainnya:
·   Invest in a good baby carrier, soalnya kemarin ergo saya sempat putus jahitannya karena saya lepasnya juga salah. Entah hal ini akan sama atau tidak kalau saya pakai yang original. Padahal menurut saya sih untuk kenyamanan dalam memakai dan distribusi beban, ergobaby cukup juara. Akhirnya kemarin saya beli carrier lain yang murah di Target tapi engga bisa ngadep depan.
·        Pelajari medan tempat tujuan dengan baik. Jangan menggampangkan, karena faktor kenyamanan itu sangat penting saat traveling bersama anak. Ngga bisa lagi gaya-gaya koboy jaman muda pas backpacker-an dulu.
·  Ada saat dimana stroller bisa membantu kita membawa barang-barang kalaupun anak tidak duduk di dalamnya. Namun ada saatnya juga stroller menuh-menuhin bagasi kita sehingga kita jadi harus pesan Uber XL yang lebih mahal ketika harus menggunakan uber.


Untuk trip selanjutnya, pengalaman ini cukup menjadi pertimbangan saya. Whoaaa ga sabar gimana ya rasanya bawa Ammar pas udah lari kesana kemari...