Hola!
Tumben banget malam ini saya belum
ketiduran setelah Ammar tidur. Biasanya saya ikutan ketiduran pas Ammar tidur
sambil mimik 😏
Masih terkait sama pengalaman trip
kemarin, saya mau sharing tentang pemakaian baby carrier dan stroller saat
traveling. Berdasarkan pendapat sotoy saya, berikut beberapa poin yang penting
menjadi pertimbangan dalam memilih moda angkut anak kita:
1.
Usia dan Kondisi Fisik Anak
Jalan-jalan dengan newborn, di atas 6 bulan,
di bawah 2 tahun, balita, dll, pasti semuanya berbeda dan memiliki tantangan
tersendiri. Kalau newborn, mungkin masih harus lebih hati-hati dan rentan. Di
atas 6 bulan, sudah MPASI dan lebih banyak berkegiatan. Toddler yang sudah bisa
lari kesana kemari lain lagi ceritanya. Oleh karena itu, usia menjadi salah
satu faktor penting dalam merencanakan perjalanan. Beberapa pertanyaan yang harus
dijawab:
·
Apakah
kita masih mampu untuk menggendongnya dalam waktu lama?
·
Apakah
anak terbiasa ditaruh di stroller?
·
Sudah
banyak dan lincahkah pergerakan dia?
Kebetulan di perjalanan lalu, Ammar
berumur 7 bulan dan ada di fase belajar merangkak. Ammar bukanlah bayi roti
sobek, jadi waktu 7 bulan itu beratnya masih 7 kg. Dia terbiasa ditaruh di
stroller terutama kalau strollernya jalan terus. Bahkan doi lebih suka liat
jalan dibandingkan liat orang tuanya yang dorong (percuma deh nak, beli
stroller yang parent facing). Saat
itu pun si Ammar masih pada fase belajar merangkak yang masih 11-12 sama kodok.
Dengan pertimbangan itulah akhirnya saya bawa stroller dan baby carrier juga.
Stroller yang saya gunakan Peg Perego Si Switch sedangkan Baby CarriernyaErgobaby 360 (versi KW).
2.
Waktu/Musim
saat Traveling
Eits, yang di atas itu tidak cukup. Sebagai
mahluk tropis yang sebelumnya belum pernah merasakan snow fall sebelumnya,
pengalaman trip ke US kemarin di awal Maret membuat saya cukup jera. Dengan asumsi
sudah akhir winter, saya pikir sih cincai lahh ya ngga usah beli stroller foot muff (sayang kalau cuma sekali
dipakai) modal selimut tebel aja lah nanti.
Saya salah besar saudara-saudara. Ternyata
global warming cukup berdampak dalam
menggeser waktu pergantian musim. Iyapp, walaupun akhir winter harusnya sudah
mulai hangat, saya malah ngerasain badai salju yang sampai membuat
sekolah-sekolah di New York City dan West Coast pada umumnya tutup. Di hari-hari
lainnya, suhu minus dengan angin yang super ga santai.
Apa kabar stroller? Selain di airport, ngga
kepakai, Ammar lebih nyaman di pelukan saya dengan baby carrier. Di saat yang
dingin sekali (suhu yang tidak nyaman) ternyata anak saya malah masuk mode
hibernasi, jadi dia tidur, sambil mimik. Apakah ada yang punya pengalaman juga
mengenai ini?
Alhasil saya kemana-mana dengan carrier dengan Ammar yang tidur sambal
mimik sampai terlepas sendiri. Sepertinya dia mendapat kehangatan dari posisi
itu. Sayanya juga pun diuntungkan karena jadi lebih hangat juga. Setiap kali
kita memasuki ruangan museum atau indoor lainnya yang lebih hangat, Ammar
langsung bangun, tapi pas kita keluar ruangan dan disambut angin dingin, doi langsung
tidur lagi.
3.
Kondisi Tujuan
Ini juga penting banget dan menurut saya NYC itu ngga stroller
friendly. Bisa baca juga pendapat native newyorker ttg stroller disini. Walaupun setiap saya kemana-mana, hampir semua ibu-ibu membawa
anaknya di stroller, namun sepertinya akan lebih ribet untuk bawa stroller saat
naik-turun bis dan subway karena aksesnya banyak juga yang tidak ada lift.
Selain itu tipe stroller yang mereka gunakan Jogger Stroller yang ban
belakangnya besar-besar untuk menerjang salju kali yaaa…Kalau udah punya
keluarga kayanya bakal lebih milih tinggal di suburb atau ke new jersey sih
kayanya and mostly sih jarang pake
kendaraan umum. Beda cerita kalau kita ke mall di Jakarta naik mobil pribadi ya, pastinya lebih nyaman bawa stroller biar kegiatan cuci mata makin lancar, hehehe...
Tambahan-tambahan sotoy lainnya:
· Invest in a good baby carrier, soalnya kemarin ergo saya sempat putus
jahitannya karena saya lepasnya juga salah. Entah hal ini akan sama atau tidak
kalau saya pakai yang original. Padahal menurut saya sih untuk kenyamanan dalam
memakai dan distribusi beban, ergobaby cukup juara. Akhirnya kemarin saya beli
carrier lain yang murah di Target tapi engga bisa ngadep depan.
·
Pelajari
medan tempat tujuan dengan baik. Jangan menggampangkan, karena faktor
kenyamanan itu sangat penting saat traveling bersama anak. Ngga bisa lagi
gaya-gaya koboy jaman muda pas backpacker-an dulu.
· Ada
saat dimana stroller bisa membantu kita membawa barang-barang kalaupun anak
tidak duduk di dalamnya. Namun ada saatnya juga stroller menuh-menuhin bagasi
kita sehingga kita jadi harus pesan Uber XL yang lebih mahal ketika harus
menggunakan uber.
Untuk trip selanjutnya, pengalaman ini cukup menjadi pertimbangan saya. Whoaaa ga sabar gimana ya rasanya bawa Ammar pas udah lari kesana kemari...
Untuk trip selanjutnya, pengalaman ini cukup menjadi pertimbangan saya. Whoaaa ga sabar gimana ya rasanya bawa Ammar pas udah lari kesana kemari...