Hi All,
Ammar
mau jalan-jalan lagiiiii tapi pada perjalanan kali ini, saya dan suami tidak
ikut serta, jadi praktis status Ammar adalah Minor (under 18 yo) traveling without parents. Selain karena Ammar
itu penghibur dan penyemangat semua orang, Ammar diajak juga karena dibawah 2
tahun (tiketnya masih 10% saja alias bayar pajak doang), plussss ternyata visa
Schengen untuk anak di bawah 6 tahun gratis lohhhh…
Karena
yang biasanya jadi sesi persiapan dan organizer
itu saya dan Ilina, walaupun tidak turut serta, saya ikut dalam menyiapkan
dokumen-dokumen yang diperlukan untuk visa Schengen. Kedutaan yang kami pilih
adalah via Perancis yang dimana pengurusan visanya diurus oleh agen yang
ditunjuk kedutaan, TLS Contact. Agen yang dimaksud disini adalah perantara
applikan dan kedutaan, jadi tugasnya menyerahkan dokumen dari applikan ke
kedutaan, dan dari kedutaan ke applikan. Agen ini pula lah yang mengecek apakah
dokumen kita sudah memenuhi persyaratan atau belum. Sedangkan keputusan
diterima atau tidaknya, TLS Contact tidak tahu menahu, karena semua paspor
dikembalikan oleh kedutaan dalam amplop tertutup dan bersegel.
Dan
kali ini kami tidak menggunakan jasa travel agent (beda lagi ya dengan
tlscontact posisinya) untuk pengurusan visa schengen. Selain lebih hemat,
biasanya pengurusan dengan travel agent suka meminta tabungan minimal 50
juta/orang agar visa pasti diterima. Heu, lumayan kan. Lumayan berat, hehhehe.
Oh iya kenapa kami applynya lewat Perancis, karena tahun 2016 lalu juga lewat
prancis dan dapatnya multiple entry 6 bulan (yah, walaupun dalam 6 bulan belum
tentu balik lagi sih. Oh dan masing-masing orang berbeda, dengar-dengar ada
juga yang dapat 3 tahun, suami saya saat apply kedua kalinya dapat 1 tahun).
Dibanding-bandingkan dengan kedutaan lain, Perancis merupakan salah satu Negara
yang baik hati dalam memberikan durasi visa. Contohnya saja Norwegia, adik ipar
saya dikasihnya benar-benar ngepas dengan tanggal datang dan pulang tiket
pesawatnya. Dengar-dengar sih Jerman juga begitu.
Berikut
langkah-langkah yang harus dilakukan kalau mau mengurus visa schengen sendiri
via kedutaan Perancis:
1. Buat akun di https://fr.tlscontact.com/id/jkt/register.php?l=en
2. Jenis visa yang anda
butuhkan dapat dilihat pada link berikut https://fr.tlscontact.com/id/JKT/page.php?pid=docs
3. Buatlah grup baru sesuai,
apply bersama-sama dengan orang yang berpergian dengan anda (keluarga, teman,
dll)
4. Isi pertanyaan-pertanyaan
yang ada, jika sudah lengkap maka akan auto-generated
menjadi form schengen yang siap di print.
5. Pilih waktu janji temu. Jika rombongan lebih dari 5 orang biasanya harus menelpon
ke TLS Contactnya (+622129852777). Anda akan diharuskan meninggalkan nomor
telpon untuk mereka hubungi kembali. Saya sarankan pilih waktu di pagi hari,
jadi kalau ada dokumen yang kurang, masih bisa dikejar submit sampai jam 2
siang di hari yang sama. Di basement menara anugrah (gedung tempat TLS Contact) ada kios JNE yang menawarkan jasa print per lembarnya IDR 5000 (tau doi, yang ngeprint kesini kepepet semua).
6. Bawa dokumen-dokumen
persyaratannya (apa aja nanti dilanjut di bawah ya) dan datang tepat waktu
sesuai perjanjian.
7. Untuk anak-anak di bawah
12 tahun tidak harus datang ke TLS contactnya, selain itu wajib karena
diharuskan foto dan ambil sidik jari di tempat.
8. Lalu bayar dengan uang
tunai (tidak menerima kartu kredit maupun debit). Biayanya adalah 60 Euro atau
setara dengan IDR 1.010.100 ditambah dengan service fee (untuk TLS Contact)
sebesar IDR 450.000. Untuk anak dibawah 6 tahun, visa schengen gratis tis tis
termasuk service feenya juga digratiskan. Sedangkan untuk anak 6-12 tahun
biayanya adalah 35 Euro.
9. Duduk manis dan tunggu
update status kapan paspor anda diambil dalam 2-14 hari kerja. (kalo kemarin,
dalam seminggu paspor kami bisa diambil. Lebih lama daripada saat tahun 2016
kami apply, karena sekarang lagi high season bingiiittt, banyak banget orang
Indonesia yang mau jalan-jalan ke yurop).
Berikut
dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk visa schengen dengan tujuan tourism<90 a="" hari="">90> khususnya untuk anak
kecil tanpa orang tua ya:
1. Short stay visa application, original (ini yang auto-generated
kalo udah selesai isi yang di web itu). Oh dan ingat untuk anak kecil/minor (di
bawah 18 tahun), HARUS ditandatangani KEDUA orang tua. Kemarin ngenes banget,
suami saya lupa tanda tangan (dan kebetulan tanda tangannya super duper mega abstrak sekali tidak ada yang bisa memalsukan) sedangkan orangnya kerja di luar kota.
Dokumen Ammar terpaksa harus diwithdraw dan
reschedule lagi padahal cari jadwal
benar-benar susah banget karena musim liburan.
2. Pasfoto terbaru 2 lembar, ukurannya 3.5 cm x 4.5 cm, berwarna,
background putih, diambil dalam 6 bulan ke belakang. Nah, ini kalo ngeprint
sendiri, pastikan print-annya bagus ya. Kemarin, foto ibu dan adik saya (shofiyya) kebetulan ngeprint sendiri, dan bergaris. Akhirnya disuruh foto ulang di
tlscontactnya bayar IDR 75.000. Untuk orang depok, saya rekomen banget foto di
MariPro, cuma IDR 50.000 dapat 10 lembar + CD (plus retouch dikit biar ga kusam banget gitu). Jangan di Cemerlang lah
pokoknya, ayah saya bikin disana IDR 130.000.
Mari Pro (ki), Cemerlang (ka). Masih dendam sama hasilnya Cemerlang, wkwkwk. It emphasize your wrinkles! |
3. Tiket Pesawat Bolak Balik. Boleh bookingan/masih di hold dulu (kalo
pake thai airways bisa nih gratis untuk 3x24 jam, kalau qatar kalau ga salah 50USD untuk hold 3x24 jam), jadi bayarnya kalau visanya keterima. Yang pasti
di tiketnya harus jelas tanggal masuk schengen dan kembali ke Indonesianya. Nah
pas yang tahun 2016 kebetulan saya pulangnya dari Amsterdam ke Kuala Lumpur,
pihak TLSnya minta bookingan ticket saya dari Kuala Lumpur – Jakarta (home country). Akhirnya saat itu juga
saya booking Lion Air.
4. Asuransi Perjalanan, Copy. Pilih yang coveragenya minimal Euro
30,000. Providernya pun tidak boleh sembarangan harus dari
list asuransi yang di-approve oleh kedutaan. Kami pakai ChubbInsurance.
Kenapa pilih Chubb?
Perjalanan kali ini
terdiri dari orang tua saya (Ayah, Ibu), Tiga Adik Saya (1 usia 23 tahun, 2 di
bawah 18 tahun) dan Ammar (statusnya berarti cucu ya). Ada 2 asuransi yang saya
coba bandingkan yaitu Zurich, dan Chubb.
· Untuk yang Zurich, dengan komposisi traveler di atas saya
diharuskan membeli 3 polis yaitu 1 polis keluarga berisi orang tua saya dan
adik saya di bawah 18 tahun, 2 polis tunggal (1 untuk adik saya yang berusia 23
tahun, dan 1 untuk Ammar)
· Sedangkan untuk yang Chubb saya hanya diharuskan membeli 2 polis,
1 polis keluarga (Ammar bisa dimasukkan ke dalam sini walaupun tidak satu kartu
keluarga dengan orang tua saya), dan 1 polis tunggal (untuk adik saya yang berumur
23 tahun, karena hitungannya sudah dewasa).
· Oh iya dengan harga yang tidak berbeda jauh atau sama, nilai pertanggungan Chubb lebih besar.
· Oh iya dengan harga yang tidak berbeda jauh atau sama, nilai pertanggungan Chubb lebih besar.
Jadi biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit yang Chubb. Oh iya, ini brosur Zurich dan Chubb jika
perlu perbandingan ya. Nanti sesuaikan saja dengan kebutuhan anda, asuransi Zurich misalnya, bisa loh beli paket keluarga untuk 2 orang dewasa yang tidak menikah.
5. Reservasi Akomodasi/Hotel setiap malam selama ada di area
schengen. Ini
harus setiap hari tidak terlewat satu pun walaupun misalnya pada kenyataannya
anda akan mengambil overnight bus
untuk berpindah ke kota yang lain. Bisa diakali dengan bikin dummy booking. Kalau saya pakainya dari
booking.com dan pastikan pilih yang free
cancellation dan no prepayment needed.
Jangan lupa dicancel kalau visa sudah diterima untuk menghindari denda J Oh iya beberapa hotel akan mencoba mendebit melalui credit card yang kita masukkan untuk memastikan limit kita cukup, tapi sehabis itu dibatalkan, jadi tidak akan memakan limit kartu kredit kita. Nah, karena transaksi menggunakan kartu kredit punya saya yang limitnya seadanya, jadi dapat notifikasi kalau kartu saya tidak cukup limit dan disuruh masukin yang baru atau bookingan tercancel 24 jam ke depan. Tapi saya tak hiraukan, karena memang dummy booking saja dan lebih aman pakai CC yang tidak cukup, kalau tau-tau transaksinya ke-charge kan nyesek.
6. Rekening Koran Bank selama 3 bulan terakhir. Kalau Ammar pakai
rekening ayahnya tentu saja, soalnya kalo pake rekening ibunya bisa jadi
terlalu panjang karena banyak transaksi receh olshop, wkwkkw… Oh iya, kalau
tidak salah sih minimal ada 35 Euro/orang/hari selama stay disana. Suami saya sih ngeprintnya sengaja dipas-in banget sama tanggal gajian soalnya isinya
seringan numpang lewat doang.
7. Surat Keterangan Kerja. Usahain langsung dalam bahasa inggris
supaya ga terjemah lagi. Of course pakai surat keterangan kerja si Ayah lagi.
Oh iya, di formulir applikasipun memang keterangan yang menanggung perjalanan Ammar itu ayahnya, jadi sebaiknya untuk syarat nomor 6-8 itu sesuai dengan penanggungjawab biaya perjalanan.
8. Slip Gaji 3 bulan terakhir. Lebih baik udah dalam bahasa inggris
lagi.
9. Identitas orang yang bertanggung jawab atas si anak selama
traveling. Ini saya cuma copy halaman depan paspor ibu saya (neneknya Ammar).
10. Child Custody Decisions of Indonesia (or death certificate of
the other parents). Nah ini yang agak ngebingungin. Tapi ya saya engga masukin
apa-apa, soalnya saya ga bercerai dan belum ada pihak orang tua yang meninggal.
11. Parent Authorization for Minor Traveling Without Parents. Saya buat sesuai contoh
hasil googling, nemunya contoh untuk apply schengen di kedutaan perancis yang
berada di Canada. Contohnya disini. Eh ternyata TLS juga menyediakan contohnya
disini. Jika hanya satu orang tua yang ikut berpergian, sebaiknya orang tua
yang tidak ikut tetap membuat surat ini ya.
Nah ini, saya sempat tanya
ke kanan-kiri, sampai ke grup Backpacker Dunia (BD) di FB, perlu notaris atau
engga suratnya, semua bilang perlu. Lagi-lagi waktu saya mepet, itu hari Jumat,
perlu buat hari Senin pagi. Dan yang namanya orang kepepet, pastinya selalu
jadi sasaran empuk, setelah terlempar ke beberapa notaris, akhirnya dapat juga
seorang notaris yang bersedia, tapi biayanya 450ribu/surat, dan saya bikin 2
surat karena tanda tangan saya dan suami di surat yang berbeda. Yah, begitu deh
orang Indonesia, di pikirannya kalau orang ke eropa berarti kaya, padahal mah
yang di mari motto hidupnya: “yang bisa dihemat, dihemat, biar bisa jalan-jalan”
wkwkkw. Akhirnya bismillah aja lah engga usah pakai notaris, Alhamdulillah
lagi, pihak TLS bilang ngga apa-apa tidak pakai notaris. Mayannn hemat lagi.
Oh iya ini untuk yang
apply via perancis ya, karena kemarin liat persyaratan kalau apply via Norway,
ditulis dengan jelas bahwa perlu “notarized
parent authorization”. Mungkin makanya sebelumnya di grup BD, pada jawabnya
perlu dinotaris.
12. Bukti ganti nama/last name. Ini juga engga pakai
13. Surat Keterangan Sekolah, jika applikan masih pelajar. Si Ammar sih
belum sekolah, tapi tante dan omnya masih status pelajar. Jadi bikin surat keterangan
siswa dari sekolah. Sekolahnya Ai, sekolah internasional, jadi surat keterangan
langsung dalam bahasa inggris. Sekolahnya dinda, SMA Negeri, suratnya dalam
bahasa Indonesia jadinya saya terjemah ke sworn
translator biayanya 125ribu/halaman, ehh masa surat seiprit gitu jadinya 2
halaman karena dia ada standar hurufnya sendiri, jadi kena 250ribu deh. Sakit
banget. Padahal ibu saya terjemah SIUP, TDP, Cuma 100 ribu per lembar, huruf
dan jumlah halaman sesuai dengan dokumen asli, dan tampilannya lebih
professional. Yang butuh kontak sworn
translatornya, nanti comment aja
ya.
14. Akte Kelahiran, copy. Nah untuk anak kelahiran 2004 ke atas, format
akte kelahiran Indonesia sudah ada bahasa Inggrisnya. Sedangkan si Dinda yang
lahir tahun 2001, Aktenya bahasa Indonesia semua Dan jeng jeng, itu kita baru
sadar malam sebelum ke TLS, engga sempat terjemah lagi, akhirnya Bismillah aja
submit yang ada dan Alhamdulillah keterima.
15. Kartu keluarga, copy.
16. Paspor asli. Yaiyalah cuy, kalo ngga ada mau masang sticker visa dimana.
17. Paspor sebelumnya, copy. Yang sudah tidak berlaku, copy halaman
awal yang ada identitasnya aja.
Begitulah
sekiranya proses yang harus dilalui. Sebenarnya tidak sulit dan cukup mudah
asalkan tidak teledor dan teliti. Kesalahan dan tips dari saya alias Ibrah yang dapat diambil:
1. Kurang tandatangan orang
tua di formnya Ammar sehingga mesti withdraw dan cari jadwal janji temu baru di
tengah padatnya jadwal karena High Season. Nah status di web TLSnya jadi ke
split dua gini nih, karena Ammar jadi “terdepak” dari rombongan.
Yang lain dapat 6 bulan,
Ammar dapat 3 bulan sahaja padahal doi punya visa amerika (jangan baper yah, untuk anak rakyat jelata, paspor Ammar cukup keren), mungkin karena anak 21 bulan sendirian pulakkk…
Sama siapa dia mau berangkat (kan ngga satu applikasi tuh sama yang mau
ngebawa). Gapapa lah, hehhee.
Keterlaluan sih kalau ngga diterima, puppy eyes gitu, masa tegaaa, hehhee |
2. Di form asuransi Chubbnya
Ammar, tujuan wisatanya tertulis: France harusnya Schengen. Nah karena jadwal reschedule Ammar itu jam 13.15,
sedangkan pakai antri dll sudah mepet jam 2, jadilah ngga sempat mau turun ke
bawah dan ngeprint yang baru. Akhirnya terpaksa upgrade ke premium servicenya
TLSContact, nambah IDR 450.000. Nyesek yaa, kan mendingan dari awal aja premium,
ngga pakai antri dan bisa bawa HP ke dalam. Di bawah nanti saya taruh teaser
ruangan TLS Contact Premium Lounge. Karena engga mau rugi, tentu aja saya
ambilin minuman dan snack yang ada disana, masukin tas deh, wkwkwk… Yah walaupun minumannya ichi ocha 1 botol, sama root beer doang 1 kaleng yang tersisa di kulkas.
Teaser Premium Loungenya TLS Contact |
3. Untuk yang ingin
berpergian di bulan Mei dan Juni, sebaiknya apply mulai dari 90 hari
sebelumnya. Jangan mepet-mepet kaya kami, pesawat 28 Mei, janji temu 30 April,
untung aja keterima, kalau ngga, pasti kami kelimpungan untuk apply ulang. Ini
kebetulan karena ayah saya jam terbangnya sangat padat, keliling Indonesia
terus, jarang sekali di rumah. Kemarin saya kalau ngga salah lewat kedutaan
polandia, dan ada antrian di depannya, sepertinya sih mungkin para turis yang
mau apply visa schengen. Segitu penuhnya loh sampai-sampai ada yang apply via
polandia.
Semoga
bermanfaat ya sharingnya, and don’t be
stupid like me! Hehehehe. Selamat jalan-jalan. Semoga suatu saat nanti derajat paspor Indonesia di kancah Internasional merangkak naik ya, supaya ga gini-gini amat kita mesti bikin visa, tinggal cus ngesottt kaya negeri jiran.