Jumat, 18 Mei 2018

Mengurus Visa Schengen untuk Anak yang Berpergian tanpa Orang Tua


Hi All,

Ammar mau jalan-jalan lagiiiii tapi pada perjalanan kali ini, saya dan suami tidak ikut serta, jadi praktis status Ammar adalah Minor (under 18 yo) traveling without parents. Selain karena Ammar itu penghibur dan penyemangat semua orang, Ammar diajak juga karena dibawah 2 tahun (tiketnya masih 10% saja alias bayar pajak doang), plussss ternyata visa Schengen untuk anak di bawah 6 tahun gratis lohhhh…

Karena yang biasanya jadi sesi persiapan dan organizer itu saya dan Ilina, walaupun tidak turut serta, saya ikut dalam menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk visa Schengen. Kedutaan yang kami pilih adalah via Perancis yang dimana pengurusan visanya diurus oleh agen yang ditunjuk kedutaan, TLS Contact. Agen yang dimaksud disini adalah perantara applikan dan kedutaan, jadi tugasnya menyerahkan dokumen dari applikan ke kedutaan, dan dari kedutaan ke applikan. Agen ini pula lah yang mengecek apakah dokumen kita sudah memenuhi persyaratan atau belum. Sedangkan keputusan diterima atau tidaknya, TLS Contact tidak tahu menahu, karena semua paspor dikembalikan oleh kedutaan dalam amplop tertutup dan bersegel.

Dan kali ini kami tidak menggunakan jasa travel agent (beda lagi ya dengan tlscontact posisinya) untuk pengurusan visa schengen. Selain lebih hemat, biasanya pengurusan dengan travel agent suka meminta tabungan minimal 50 juta/orang agar visa pasti diterima. Heu, lumayan kan. Lumayan berat, hehhehe. Oh iya kenapa kami applynya lewat Perancis, karena tahun 2016 lalu juga lewat prancis dan dapatnya multiple entry 6 bulan (yah, walaupun dalam 6 bulan belum tentu balik lagi sih. Oh dan masing-masing orang berbeda, dengar-dengar ada juga yang dapat 3 tahun, suami saya saat apply kedua kalinya dapat 1 tahun). Dibanding-bandingkan dengan kedutaan lain, Perancis merupakan salah satu Negara yang baik hati dalam memberikan durasi visa. Contohnya saja Norwegia, adik ipar saya dikasihnya benar-benar ngepas dengan tanggal datang dan pulang tiket pesawatnya. Dengar-dengar sih Jerman juga begitu.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan kalau mau mengurus visa schengen sendiri via kedutaan Perancis:


2. Jenis visa yang anda butuhkan dapat dilihat pada link berikut https://fr.tlscontact.com/id/JKT/page.php?pid=docs

3. Buatlah grup baru sesuai, apply bersama-sama dengan orang yang berpergian dengan anda (keluarga, teman, dll)

4.   Isi pertanyaan-pertanyaan yang ada, jika sudah lengkap maka akan auto-generated menjadi form schengen yang siap di print.

5.  Pilih waktu janji temu. Jika rombongan lebih dari 5 orang biasanya harus menelpon ke TLS Contactnya (+622129852777). Anda akan diharuskan meninggalkan nomor telpon untuk mereka hubungi kembali. Saya sarankan pilih waktu di pagi hari, jadi kalau ada dokumen yang kurang, masih bisa dikejar submit sampai jam 2 siang di hari yang sama. Di basement menara anugrah (gedung tempat TLS Contact) ada kios JNE yang menawarkan jasa print per lembarnya IDR 5000 (tau doi, yang ngeprint kesini kepepet semua).

6.   Bawa dokumen-dokumen persyaratannya (apa aja nanti dilanjut di bawah ya) dan datang tepat waktu sesuai perjanjian.

7.   Untuk anak-anak di bawah 12 tahun tidak harus datang ke TLS contactnya, selain itu wajib karena diharuskan foto dan ambil sidik jari di tempat.

8. Lalu bayar dengan uang tunai (tidak menerima kartu kredit maupun debit). Biayanya adalah 60 Euro atau setara dengan IDR 1.010.100 ditambah dengan service fee (untuk TLS Contact) sebesar IDR 450.000. Untuk anak dibawah 6 tahun, visa schengen gratis tis tis termasuk service feenya juga digratiskan. Sedangkan untuk anak 6-12 tahun biayanya adalah 35 Euro.

9.     Duduk manis dan tunggu update status kapan paspor anda diambil dalam 2-14 hari kerja. (kalo kemarin, dalam seminggu paspor kami bisa diambil. Lebih lama daripada saat tahun 2016 kami apply, karena sekarang lagi high season bingiiittt, banyak banget orang Indonesia yang mau jalan-jalan ke yurop).


1.     Short stay visa application, original (ini yang auto-generated kalo udah selesai isi yang di web itu). Oh dan ingat untuk anak kecil/minor (di bawah 18 tahun), HARUS ditandatangani KEDUA orang tua. Kemarin ngenes banget, suami saya lupa tanda tangan (dan kebetulan tanda tangannya super duper mega abstrak sekali tidak ada yang bisa memalsukan) sedangkan orangnya kerja di luar kota. Dokumen Ammar terpaksa harus diwithdraw dan reschedule lagi padahal cari jadwal benar-benar susah banget karena musim liburan.

2.  Pasfoto terbaru 2 lembar, ukurannya 3.5 cm x 4.5 cm, berwarna, background putih, diambil dalam 6 bulan ke belakang. Nah, ini kalo ngeprint sendiri, pastikan print-annya bagus ya. Kemarin, foto ibu dan adik saya (shofiyya) kebetulan ngeprint sendiri, dan bergaris. Akhirnya disuruh foto ulang di tlscontactnya bayar IDR 75.000. Untuk orang depok, saya rekomen banget foto di MariPro, cuma IDR 50.000 dapat 10 lembar + CD (plus retouch dikit biar ga kusam banget gitu). Jangan di Cemerlang lah pokoknya, ayah saya bikin disana IDR 130.000.

Mari Pro (ki), Cemerlang (ka). Masih dendam sama hasilnya Cemerlang, wkwkwk. It emphasize your wrinkles!

3.   Tiket Pesawat Bolak Balik. Boleh bookingan/masih di hold dulu (kalo pake thai airways bisa nih gratis untuk 3x24 jam, kalau qatar kalau ga salah 50USD untuk hold 3x24 jam), jadi bayarnya kalau visanya keterima. Yang pasti di tiketnya harus jelas tanggal masuk schengen dan kembali ke Indonesianya. Nah pas yang tahun 2016 kebetulan saya pulangnya dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, pihak TLSnya minta bookingan ticket saya dari Kuala Lumpur – Jakarta (home country). Akhirnya saat itu juga saya booking Lion Air.

4. Asuransi Perjalanan, Copy. Pilih yang coveragenya minimal Euro 30,000. Providernya pun tidak boleh sembarangan harus dari list asuransi yang di-approve oleh kedutaan. Kami pakai ChubbInsurance

     Kenapa pilih Chubb?
Perjalanan kali ini terdiri dari orang tua saya (Ayah, Ibu), Tiga Adik Saya (1 usia 23 tahun, 2 di bawah 18 tahun) dan Ammar (statusnya berarti cucu ya). Ada 2 asuransi yang saya coba bandingkan yaitu Zurich, dan Chubb.

·  Untuk yang Zurich, dengan komposisi traveler di atas saya diharuskan membeli 3 polis yaitu 1 polis keluarga berisi orang tua saya dan adik saya di bawah 18 tahun, 2 polis tunggal (1 untuk adik saya yang berusia 23 tahun, dan 1 untuk Ammar)

·     Sedangkan untuk yang Chubb saya hanya diharuskan membeli 2 polis, 1 polis keluarga (Ammar bisa dimasukkan ke dalam sini walaupun tidak satu kartu keluarga dengan orang tua saya), dan 1 polis tunggal (untuk adik saya yang berumur 23 tahun, karena hitungannya sudah dewasa).

·      Oh iya dengan harga yang tidak berbeda jauh atau sama, nilai pertanggungan Chubb lebih besar.

Jadi biaya yang dikeluarkan lebih sedikit yang Chubb. Oh iya, ini brosur Zurich dan Chubb jika perlu perbandingan ya. Nanti sesuaikan saja dengan kebutuhan anda, asuransi Zurich misalnya, bisa loh beli paket keluarga untuk 2 orang dewasa yang tidak menikah. 

5.  Reservasi Akomodasi/Hotel setiap malam selama ada di area schengen. Ini harus setiap hari tidak terlewat satu pun walaupun misalnya pada kenyataannya anda akan mengambil overnight bus untuk berpindah ke kota yang lain. Bisa diakali dengan bikin dummy booking. Kalau saya pakainya dari booking.com dan pastikan pilih yang free cancellation dan no prepayment needed. Jangan lupa dicancel kalau visa sudah diterima untuk menghindari denda  Oh iya beberapa hotel akan mencoba mendebit melalui credit card yang kita masukkan untuk memastikan limit kita cukup, tapi sehabis itu dibatalkan, jadi tidak akan memakan limit kartu kredit kita. Nah, karena transaksi menggunakan kartu kredit punya saya yang limitnya seadanya, jadi dapat notifikasi kalau kartu saya tidak cukup limit dan disuruh masukin yang baru atau bookingan tercancel 24 jam ke depan. Tapi saya tak hiraukan, karena memang dummy booking saja dan lebih aman pakai CC yang tidak cukup, kalau tau-tau transaksinya ke-charge kan nyesek.

6.   Rekening Koran Bank selama 3 bulan terakhir. Kalau Ammar pakai rekening ayahnya tentu saja, soalnya kalo pake rekening ibunya bisa jadi terlalu panjang karena banyak transaksi receh olshop, wkwkkw… Oh iya, kalau tidak salah sih minimal ada 35 Euro/orang/hari selama stay disana. Suami saya sih ngeprintnya sengaja dipas-in banget sama tanggal gajian soalnya isinya seringan numpang lewat doang.

7.  Surat Keterangan Kerja. Usahain langsung dalam bahasa inggris supaya ga terjemah lagi. Of course pakai surat keterangan kerja si Ayah lagi. Oh iya, di formulir applikasipun memang keterangan yang menanggung perjalanan Ammar itu ayahnya, jadi sebaiknya untuk syarat nomor 6-8 itu sesuai dengan penanggungjawab biaya perjalanan.

8.     Slip Gaji 3 bulan terakhir. Lebih baik udah dalam bahasa inggris lagi.

9.    Identitas orang yang bertanggung jawab atas si anak selama traveling. Ini saya cuma copy halaman depan paspor ibu saya (neneknya Ammar).

10. Child Custody Decisions of Indonesia (or death certificate of the other parents). Nah ini yang agak ngebingungin. Tapi ya saya engga masukin apa-apa, soalnya saya ga bercerai dan belum ada pihak orang tua yang meninggal.

11. Parent Authorization for Minor Traveling Without Parents. Saya buat sesuai contoh hasil googling, nemunya contoh untuk apply schengen di kedutaan perancis yang berada di Canada. Contohnya disini. Eh ternyata TLS juga menyediakan contohnya disini. Jika hanya satu orang tua yang ikut berpergian, sebaiknya orang tua yang tidak ikut tetap membuat surat ini ya.

Nah ini, saya sempat tanya ke kanan-kiri, sampai ke grup Backpacker Dunia (BD) di FB, perlu notaris atau engga suratnya, semua bilang perlu. Lagi-lagi waktu saya mepet, itu hari Jumat, perlu buat hari Senin pagi. Dan yang namanya orang kepepet, pastinya selalu jadi sasaran empuk, setelah terlempar ke beberapa notaris, akhirnya dapat juga seorang notaris yang bersedia, tapi biayanya 450ribu/surat, dan saya bikin 2 surat karena tanda tangan saya dan suami di surat yang berbeda. Yah, begitu deh orang Indonesia, di pikirannya kalau orang ke eropa berarti kaya, padahal mah yang di mari motto hidupnya: “yang bisa dihemat, dihemat, biar bisa jalan-jalan” wkwkkw. Akhirnya bismillah aja lah engga usah pakai notaris, Alhamdulillah lagi, pihak TLS bilang ngga apa-apa tidak pakai notaris. Mayannn hemat lagi.

Oh iya ini untuk yang apply via perancis ya, karena kemarin liat persyaratan kalau apply via Norway, ditulis dengan jelas bahwa perlu “notarized parent authorization”. Mungkin makanya sebelumnya di grup BD, pada jawabnya perlu dinotaris.

12. Bukti ganti nama/last name. Ini juga engga pakai

13. Surat Keterangan Sekolah, jika applikan masih pelajar. Si Ammar sih belum sekolah, tapi tante dan omnya masih status pelajar. Jadi bikin surat keterangan siswa dari sekolah. Sekolahnya Ai, sekolah internasional, jadi surat keterangan langsung dalam bahasa inggris. Sekolahnya dinda, SMA Negeri, suratnya dalam bahasa Indonesia jadinya saya terjemah ke sworn translator biayanya 125ribu/halaman, ehh masa surat seiprit gitu jadinya 2 halaman karena dia ada standar hurufnya sendiri, jadi kena 250ribu deh. Sakit banget. Padahal ibu saya terjemah SIUP, TDP, Cuma 100 ribu per lembar, huruf dan jumlah halaman sesuai dengan dokumen asli, dan tampilannya lebih professional. Yang butuh kontak sworn translatornya, nanti comment aja ya.

14. Akte Kelahiran, copy. Nah untuk anak kelahiran 2004 ke atas, format akte kelahiran Indonesia sudah ada bahasa Inggrisnya. Sedangkan si Dinda yang lahir tahun 2001, Aktenya bahasa Indonesia semua Dan jeng jeng, itu kita baru sadar malam sebelum ke TLS, engga sempat terjemah lagi, akhirnya Bismillah aja submit yang ada dan Alhamdulillah keterima.

15. Kartu keluarga, copy.

16. Paspor asli. Yaiyalah cuy, kalo ngga ada mau masang sticker visa dimana.

17. Paspor sebelumnya, copy. Yang sudah tidak berlaku, copy halaman awal yang ada identitasnya aja.

Begitulah sekiranya proses yang harus dilalui. Sebenarnya tidak sulit dan cukup mudah asalkan tidak teledor dan teliti. Kesalahan dan tips dari saya alias Ibrah yang dapat diambil:

1.   Kurang tandatangan orang tua di formnya Ammar sehingga mesti withdraw dan cari jadwal janji temu baru di tengah padatnya jadwal karena High Season. Nah status di web TLSnya jadi ke split dua gini nih, karena Ammar jadi “terdepak” dari rombongan.


Yang lain dapat 6 bulan, Ammar dapat 3 bulan sahaja padahal doi punya visa amerika (jangan baper yah, untuk anak rakyat jelata, paspor Ammar cukup keren), mungkin karena anak 21 bulan sendirian pulakkk… Sama siapa dia mau berangkat (kan ngga satu applikasi tuh sama yang mau ngebawa). Gapapa lah, hehhee.

Keterlaluan sih kalau ngga diterima, puppy eyes gitu, masa tegaaa, hehhee

2.  Di form asuransi Chubbnya Ammar, tujuan wisatanya tertulis: France harusnya Schengen. Nah karena jadwal reschedule Ammar itu jam 13.15, sedangkan pakai antri dll sudah mepet jam 2, jadilah ngga sempat mau turun ke bawah dan ngeprint yang baru. Akhirnya terpaksa upgrade ke premium servicenya TLSContact, nambah IDR 450.000. Nyesek yaa, kan mendingan dari awal aja premium, ngga pakai antri dan bisa bawa HP ke dalam. Di bawah nanti saya taruh teaser ruangan TLS Contact Premium Lounge. Karena engga mau rugi, tentu aja saya ambilin minuman dan snack yang ada disana, masukin tas deh, wkwkwk… Yah walaupun minumannya ichi ocha 1 botol, sama root beer doang 1 kaleng yang tersisa di kulkas.

Teaser Premium Loungenya TLS Contact

3.     Untuk yang ingin berpergian di bulan Mei dan Juni, sebaiknya apply mulai dari 90 hari sebelumnya. Jangan mepet-mepet kaya kami, pesawat 28 Mei, janji temu 30 April, untung aja keterima, kalau ngga, pasti kami kelimpungan untuk apply ulang. Ini kebetulan karena ayah saya jam terbangnya sangat padat, keliling Indonesia terus, jarang sekali di rumah. Kemarin saya kalau ngga salah lewat kedutaan polandia, dan ada antrian di depannya, sepertinya sih mungkin para turis yang mau apply visa schengen. Segitu penuhnya loh sampai-sampai ada yang apply via polandia.

Semoga bermanfaat ya sharingnya, and don’t be stupid like me! Hehehehe. Selamat jalan-jalan. Semoga suatu saat nanti derajat paspor Indonesia di kancah Internasional merangkak naik ya, supaya ga gini-gini amat kita mesti bikin visa, tinggal cus ngesottt kaya negeri jiran.




Jumat, 11 Mei 2018

Mammae Abberans Saat Menyusui


Maaf ini posting rada aib, kalau laki-laki ga usah baca yaaa.. Hehehe.. Tapi saya merasa masih sedikit sekali yang sharing tentang hal ini (sempet googling sana sini, kalau pakai bahasa inggris banyaknya ke case study medical tapi mau ngeklik aja, kayanya super complicated)

Pernah engga merasa ada jendolan aneh di sekitar payudara dan ketiak? 

Selama ini saya hanya mengira bahwa saya memiliki lemak berlebih di sekitar ketiak yang biasa dipanggil armpit fat ditambah saya juga punya flabby arms 😁.

Source


Suatu saat ketika saya mengandung Ammar di usia kehamilan awal, saya menyadari bahwa ada benjolan seperti kelereng di kedua ketiak saya dengan ukuran yang berbeda. Penyebab yang pertama kali saya duga adalah kebiasaan saya mencabut bulu ketiak pakai pinset. Takutnya kebiasaan tersebut mungkin mengganggu kelenjar di bawah kulit sehingga menimbulkan benjolan ditambah pemakaian deodorant gitu karena kan kalo dicabut dengan pinset sampai ke akar tuh, tidak seperti kalau shaving. Yang kedua yang saya takutkan adalah, tumor jinak atau apapun mungkin yang bisa mengarah ke kanker.

Akhirnya pergi lah saya ke dokter spesialis bedah di RS Hermina Bekasi. Lupa nama dokternya siapa, tapi beliau seorang laki-laki paruh baya. Hmmm, namanya juga orang agak sedeng ya, mau periksa kelenjar ketiak ya harus buka baju dan dilihat ketiaknya dong. Eh sayanya malu dan ragu-ragu, kebetulan dokternya rada galak dan maunya buru-buru. Akhirnya doi pundung, jadi diagnosisnya hanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang dia lontarkan. Seperti “Sejak Kapan ada Benjolan?” à Nah jangan lupa diinget-inget kapannya ya. Karena saya sedang hamil, jadi dokter pun menduga kemungkinan bahwa saya memiliki mammae aberans. (Yang penasaran mammae aberans kaya apa, googling imagenya aja yaaa, hehehe)

Saya juga mengirimkan foto ketiak saya ke teman saya yang masih dokter umum, sesama perempuan jadinya ga malu, untuk mencari second opinion. Nah menurut dia bisa jadi seperti yang diungkapkan dokter ahli bedah sebelumnya, kecil kemungkinannya karena teknik pencabutan bulu ketiak dengan pinset.

Karena masih belum begitu mengganggu dan teralihkan pikirannya, saya tidak melanjutkan proses untuk treatment mammae aberans.

Lalu saat itu datang, yang membuat minggu-minggu awal saya setelah melahirkan menjadi miserable. Saya mulai menyusui, kelenjar payudara semakin aktif untuk produksi ASI, ditambah suplemen penambah ASI yang diresepkan oleh dr OBGYN, ikut aktiflah payudara tambahan yang ada di ketiak saya. Yang awalnya sebesar kelereng menjadi sebesar telur ayam dan sangat sakit jika ditekan, sampai-sampai saya tidak dapat mengepitkan tangan karena sakitnya.

Saya pun konsultasi dengan dr OBGYN saya tentang mammae aberans ini. Beliau tidak menyarankan untuk di operasi, karena keponakannya ada yang dioperasi, namun tak lama kemudian, kelenjar tambahan ini muncul lagi. Selain itu, mammae aberans masuk kategori kongenital atau bawaan lahir which means tidak dicover asuransi.

Kejadian ini pun berulang lagi setelah melahirkan anak kedua. Nyut-nyutan sekali rasanya. Tapi yang kedua kali ini, Alhamdulillah dalam 3 hari sudah membaik dibandingkan saat pertama kali dulu. Yang berbeda adalah:

  1. Pumping – Waktu pertama kali dulu, saya masih belum paham manfaat dari pumping. Lah manajemen waktu aja belum bagus, rasanya pumping buang-buang waktu. Eh sekarang kerasa banget karena rajin pumping dari awal bisa sangat meredakan bengkaknya payudara. Nah karena si mammae aberans ini kan kelenjar payudara juga, jadi dengan pumping bisa meredakan juga.
  2. Mandi Air Panas – Kalau sudah pumping, trus dilanjut mandi air panas. Beuhhhh, nikmat. Kalau saya pakai shower, angkat tangan dan arahkan… Nyesssss, enak banget, benjolannya melunak karena kena air panas. Semakin lama semakin mengecil juga, akhirnya ngga sakit lagi deh. Selain itu mandi air panas bisa meningkatkan hormon oksitosin alias hormon bahagia yang sangat diperlukan oleh ibu menyusui.

Source

Jadi pada intinya sih untuk meredakan mammae aberans saat menyusui sebenarnya sama  dengan cara meredakan bengkak payudara. Bagi yang mengalaminya, bisa dicoba ya. Jangan menyerah. Soalnya waktu lagi sakit-sakitnya, saya sampai minta-minta pengen operasi aja rasanya. Tetapi googling-googling pengalaman orang-orang yang menjalani operasi ini, pasca operasinya sakit sekali. Selain itu saya takut akan mempengaruhi produksi ASI saya plussss balik lagi, ngga ditanggung asuransi.

Oh iya, beberapa orang lain juga ada yang merasakan benjolan si mammae aberans saat masa datang bulan (atau masa-masa lain sebelum menikah ataupun hamil). Setiap orang berbeda-beda, saya sendiri baru merasakan/baru sadar kehadirannya saat hamil. Mungkin sebelumnya sudah ada tapi tidak sadar. Jika tidak mengganggu dan ukurannya tidak terlalu besar, maka operasi tidak terlalu disarankan walaupun banyak juga yang menjadikan estetika sebagai alasan untuk melakukan operasi.


Kamis, 10 Mei 2018

Beda Anak, Beda Asuh


Post kali ini merupakan balasan untuk post trigger di web KEB tentang pola pengasuhan anak oleh Mak Nia Haryanto.

Duh, topik yang cukup sulit sebenarnya. Ya gimana, si adik baru brojol sebulan yang lalu. Jadi perubahan pengasuhan secara psikis mungkin masih belum bisa dibandingkan. Walaupun Ammar dan Salsa ini kata orang mirip banget, tapi saya menemukan banyak perbedaan dalam mengurus mereka. Dari mulai hamil sampai bulan awal kehidupan mereka masing-masing pun berbeda walaupun keluar dari rahim yang sama. 

Hamil Ammar, masih euforia, tiap kontrol hampir selalu ditemani suami atau anggota keluarga yang lain. Hamil Salsa, cuma pernah sekali ditemani suami, dan sekali ditemani ibu saya.

Bulan-bulan awal Ammar saya masih banyak belajar dan penyesuaian. Bulan-bulan awal Salsa, saya lebih sibuk dengan penyesuaian Ammar terhadap adiknya 😂

Membanding-bandingkan anak? Jangan ditanya, mulai dari cara menyusu, jam tidur, sampai kentut nya si anak 1 dan anak yang lain aja dibandingkan. “..eh kok si Salsa gini ya, perasaan pas Ammar gini”. Lalu bagaimana dengan pengasuhannya?

Mana Ammar, mana Salsa?

 Walaupun saat ini belum banyak interaksi sosial dengan Salsa yang masih 1.5 bulan, mungkin ada beberapa catatan kesalahan yang saya buat saat dengan Ammar agar kelak tidak diulangi dalam mengasuh Salsa. *lah Ammar jadi kelinci percobaan dongg

No Gadget kecuali Video Call

Selama ini saya sering tidak mengindahkan anjuran tentang pembatasan screen time pada anak. Masih mendewakan “yang penting ibu waras”. Awal-awalnya seperti tidak ada masalah, perkembangan Ammar masih normal. Saya paling sering memanfaatkan youtube agar Ammar mau makan. Lama kelamaan, Ammar mulai curang, youtube iya, makan engga. Kalau dilarang, whoaaaa tantrumnya parah. Lama kelamaan saya mulai menyadari bahwa beberapa kata Ammar ada yang menghilang dan tertinggal dibandingkan dengan anak yang lainnya. Walaupun belum red line tapi Ammar ada kecenderungan speech delay. 

Mulailah saya membatasi penggunaan gadget sampai pada tahap strict no gadget. Awalnya berat, tapi lama-lama ternyata bisa dialihkan dengan membaca buku. Tantrum pun juga berkurang. Kalau dulu lihat handphone maunya nonton dan marah jika ayahnya video call sekarang Ammar sudah mau video call dengan ayahnya. Dari screen time 3 jam sehari ternyata bisa loh sampai hampir tidak ada screen time. Apalagi kalau dari kecil sudah dibiasakan tidak ada screen time mungkin akan lebih baik lagi. Sekarang Ammar sudah mulai banyak ngoceh lagi dan banyak kosa kata baru. Untung saja masih bisa ditangani di rumah, karena kalau sudah parah dan harus di terapi tumbuh kembang bukan saja melelahkan bagi ibu dan anak, tapi biayanya juga mahal loh.

Jangan marah-marah di depan Anak

Percaya ga sih kalau anak itu karmanya orang tua? Saya percaya. I have quite a temper. Beberapa kali saya adu argumen atau marah-marah dengan suami di depan anak. Anaknya sih diam saja tapi ternyata anak saya juga jadinya terkadang suka galak sama orang lain bahkan saya sendiri dengan cara yang hampir mirip. Walaupun usianya baru setahunan tetapi sungguh anak adalah peniru yang ulung. Wah mesti hati-hati nih. 

Memberi larangan dalam kalimat positif daripada kalimat negatif.

Ini juga termasuk salah metode parenting yang berbeda antara saya dan suami. Saya suka melarang, suami tidak pernah melarang. Contohnya, ketika Ammar mencoret-coret sprei, saya akan setengah panik “Ammarrrrr… jangan, itu sprei kesayangan bunda yang paling mahal” (duh maafkan, saya anaknya pecinta sprei si penunjang tidur nyaman). Sedangkan reaksi suami saya “ngga apa-apa”. Tapi anak bukannya tidak boleh tidak dilarang juga kann… Jadi saya tidak sepenuhnya salah, suami saya juga. Saya mau mulai menerapkan cara melarang anak yang baik, salah satunya saya baca dari theasianparent.
·      Mengganti kata larangan dengan kalimat positif. Mungkin untuk case diatas kata larangan yang baik adalah “Ammar yuk corat coretnya di Buku Gambar aja”
·     Latih rasa tanggung jawab. Setiap kali Ammar menumpahkan air atau bermain dispenser, saya selalu menyuruhnya mengelap, jadi saat diberikan tisu, dia otomatis mengelap tumpahan air yang dibuatnya. Namun lama kelamaan, doi jadi kesenengan bersih-bersih, poin plus kannn…

Semoga ga cuma wacana doang nihhh… Aaminnn. Semoga anak-anak kita tumbuh menjadi pribadi yang baik dan budiman.

Our Little Family






Rabu, 02 Mei 2018

Sebulan Resmi Jadi Mamak Anak 2



Alhamdulillah, sebulan sudah keluarga kecil saya kedatangan anggota baru. Namanya Salsabila Tanisha Nugraha, seorang anak perempuan yang dilahirkan pada tanggal 23 Maret 2018 yang lalu. Sebulan bersama dengan newborn yang pertama sebelumnya pernah saya tulis di sini. Kali ini saya mau berbagi cerita tentang yang kedua. Iya, semuanya berbeda. Kondisi sekitar dan psikis saya pun juga berbeda. Sebenarnya udah nangkring lama itu draft yang isinya beda hamil pertama dan kedua. Tapi apa daya lah, saya si ibu wacana.

Hi, salsa mungil!

Proses Persalinan

Hari itu, tanggal 22 Maret 2018, saya merasakan kontraksi yang tidak biasanya, hilang timbul. Kontraksi seperti apa saat pembukaan awal, saya tidak tahu, karena saat Ammar saya mengalami ketuban pecah dini (KPD) dengan kondisi sudah pembukaan 3. Sehabis sholat maghrib, saya dan suami berniat iseng mengecek "jangan-jangan sudah bukaan". Benar saja, ketika sampai dan diperiksa oleh Bidan di Ruang VK, ternyata saya sudah pembukaan 2. Tetapi bidan tersebut menyarankan untuk pulang saja, karena kontraksi saya belum intens. Akhirnya sekitar pukul 20.30 kami keluar dari Rumah Sakit, had last dinner before labour, Ayam Bakar Mas Mono.

Persalinan kedua ini terasa lebih panjang dan melelahkan, karena sebelumnya seharian saya belum istirahat sama sekali dan sibuk beres-beres. Belum lagi saya baru pulang dari Rumah Sakit tanggal 21 karena Ammar sempat dirawat 3 hari karena dehidrasi. Sekitar jam 10 malam, saya minta masuk lagi ke ruang VK, karena kontraksinya semakin sering dan intens. Benar saja, pembukaan saya sudah masuk pembukaan 3. Jam 12 malam baru masuk pembukaan 4. Ya Allah, kok lama banget sih rasanya, gimana ibu-ibu yang ngalamin belasan jam yaa. Alhamdulillah, setelah itu pembukaan naik dengan cepat. Ketuban pecah secara naturan dan akhirnya...

.. Salsabila Tanisha Nugraha dilahirkan pada tanggal 23 Maret 2018 pada pukul 02.30 pagi melalui persalinan normal dengan berat 2,3 kg (sahajaaaa). Padahal saya naik 17 kg saat hamil Salsa sedangkan saat hamil Ammar (lahir 2,4 kg) naiknya 9 kg. Setelah melahirkan berat badan turun 3 kg saja, sampai sebulan melahirkan masih nyisa 10 kg dan stretchmark (see it as a sexy battle scar, babe) di beberapa tempat :(

Breastfeeding

Alhamdulillah, drama menyusui saya di bulan pertama ini minim. De' Salsa reflek menyusuinya sudah bagus dari hari pertama. Isapannya sangat kuat sampai saya lecet saat masih di rumah sakit dibandingkan saat Ammar. Sempat panik, takutnya terlalu gragas dan pelekatannya akan susah benar seperti Ammar dulu tapi nyatanya setelah itu langsung benar dan sampai saat ini saya tidak mengalami lecet.

Ada satu hal yang mungkin tidak dialami oleh semua ibu-ibu dan cukup membuat saya menderita di hari-hari awal (sama seperti saat Ammar dulu). Saya memiliki mammae aberans yang merupakan kelainan bawaan lahir dimana saya memiliki jaringan payudara tambahan di tempat lain, yaitu ketiak. Tentang mammae aberans ini akan saya buatkan postnya tersendiri (Insya Allah, karena memang sedikit sekali yang membahas). Pada hari-hari awal biasanya dr OBGYN akan meresepkan suplemen pelancar ASI seperti molocco dan sejenisnya. Lagi-lagi Alhamdulillah, saya memang tipe yang ASInya langsung keluar setelah melahirkan. Saya trauma sebenarnya minum suplemen penambah ASI karena biasanya payudara akan terasa bengkak, dan bonusnya ya benjolan sebesar telur di kedua ketiak saya yang rasanya sangat nyut-nyutan. Tidur sakit, posisi tangan biasa aja juga sakit. Tetapi yang sekarang saya sudah memahami esensi dari memompa, jadi saya rajin memompa dan mandi air panas, Alhamdulillah, dalam tiga hari, benjolan di sekitar ketiak mengempes dan tidak sakit lagi.

Kegiatan pumping sekarang saya rutin lakukan sehari sekali atau paling sedikit dua hari sekali jika tidak sempat. Waktu Ammar dulu saya merasa pumping merepotkan dan saya tidak punya waktu untuk itu. Tapi pumping benar-benar membuat sebulan pertama saya lebih indah, karena sungguh berjalan dengan Breast Engorgement ataupun payudara dengan penuh saluran mampet dan grinjelan sangat tidak enak. Kali kedua ini, saya sudah tidak punya tuntutan untuk menabung ASI karena saya sudah tidak kerja kantoran, tetapi menurut saya pumping ini penting dan perlu dilakukan baik untuk ibu bekerja ataupun tidak. Yang membedakan mungkin hanya frekuensinya saja. Plus saya rada ngarep jadi cepat kurus gituuuu...

Oh iya, saya masih pakai double pump yang sebelumnya saya pakai, Malish Ilaria. Ini berguna banget untuk menghemat waktu mompa. Sekarang rata-rata saya hanya menghabiskan waktu 20 menit untuk persiapan dan kegiatan memompa. Waktu dulu jaman sebulan pertama Ammar, saya pakai yang single pump dan itu juga untuk memompa sehari sekali rasanya tidak ada waktu, totalnya bisa 1 jam sendiri!

Masih setia sama Malish Ilaria

Hi, Aa' Ammar ini Adek Salsa

Yang ada di pikiran saya setelah melahirkan adalah reaksi Ammar ketika nanti melihat adiknya untuk pertama kali. Bakalan sayang adik ngga yaaa... Pas pertama kali melihat adiknya, Ammar terlihat bingung, ini siapa yaaa... Walaupun sudah sering dikenalkan bahwa di dalam perut bunda ada adik, sekarang adiknya sudah keluar. Karena Ammar juga kadang suka poker face, ya begitu deh, datar aja mukanya. Tapi dia hanya ngebolehin bundanya yang gendong adik. 

Foto pertama berempat di rumah sakit - lebih fokus sama sepatu, baiklahh


Saat saya masih di rumah sakit, Ammar tidak ikut menginap. Sesampainya di rumah, malam pertama kami berempat tidur sekamar cukup challenging. Ammar bukanlah anak yang harus menempel terus dengan saya, namun ritual tidur adalah salah satu yang paling sakral dimana saya harus memeluk erat dia dengan satu tangan dia tibani (memastikan bahwa saya tidak pergi) dan tangan satu lagi melingkari tubuhnya. Setiap kali adiknya menangis dan saya ingin beranjak, Ammar memegangi tangan saya erat agar tidak bisa kemana-mana, lalu biasanya saya coba beri pengertian "Ammar, sebentar ya, De'Salsa mau mimik bunda, dia ngga bisa minum yang lain kecuali susu bunda". Lama-kelamaan Ammar mulai kompromi, sembari saya menyusui adiknya di samping dengan posisi duduk, di sebelah dia tiduran sambil mengelus-ngelus siku saya. Sekarang, terkadang yang penting hanya bersentuhan anggota tubuh. Hehehe, makasih Aa' Ammar 😊😍😄

Aa' Ammar sayang banget sama de' Salsa. Setiap saat kalau dekat de' salsa harus banget nyium. Awalnya nyiumnya terlalu lama dan keras (jadi dia seperti menaruh kepalanya di atas kepala Salsa) diikuti dengan bunyi "mmuuuuachhh". Biasanya setelah itu Salsa menangis, dan Ammar malah makin mencium dan mencoba memeluknya karena selama ini kalau dia menangis atau tantrum, kami akan memeluknya. He got pure intention tapi kadang bikin adiknya ngga nyaman. Hehehhe

Sayang adik, paling semangat disuruh mangku adiknya

Terus begadang ngga? 

Alhamdulillah sebulan pertama saya minim begadang, hanya bangun maksimal 2-3 kali. Tapi belakangan ini setelah lewat satu bulan, si adek malah mulai suka nangis-nangis kenceng, engga mau mimik kecuali saya mompa dulu, harus ditimang-timang. Jadi bikin begadang, plus karena sambil nangis kenceng, engga bisa disambi emaknya nonton youtube atau main HP (boro-borooo). Untungnya Ammar sudah ngga bertingkah lagi dan tetap nyenyak bobo saat adiknya nangis jejeritan, one less problem lahhhh...

Penampilan Sebulan Pertama

Alhamdulillah lagiiii, yang kali ini saya hampir engga bergo-an (jilbab kaos instan) sama sekali. Kemana-mana saya masih sempat pakai kerudung penitian. Setiap hari pasti sempet mandi minimal banget sekali, kalau lagi beruntung bisa 2x. Beda banget lah pokoknya sama yang pertama walaupun sekarang anaknya dua. Somehow I managed to be more efficient and effective.


Ada beberapa point yang harus diperhatikan/dipersiapkan untuk dihadapi jika anda masih:
  1. Menyusui kakaknya: Ammar sudah tidak menyusui, tapi melihat pengalaman kakak sepupu dimana terkadang kakaknya suka ngegeplak adiknya dan rebutan minum susu, ada baiknya dicari penyelesaiannya jika kakak masih menyusu saat adik akan lahir. 
  2. Co-Sleeping: Banyak yang akhirnya memisahkan kakaknya untuk tidur di tempat lain bersama neneknya atau siapapun terpisah dari adiknya. Tetapi selama hampir 40 hari bersama, hanya 2x Ammar tidak tidur bersama saya. Awal-awalnya waktu tidur terasa berat karena kecemburuan abangnya, namun lama kelamaan akhirnya dia belajar untuk lebih toleransi terhadap adiknya, jadi mungkin dengan tidak memisahkan abangnya justru berdampak baik, karena dia tidak merasa di-excluded-kan. Walaupun sebenarnya tidur beramai-ramai dalam satu bed terutama dengan newborn meningkatkan resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) tetapi ada kalanya kita tidak punya pilihan lain selain itu menurut statistik (yang saya dapat dari nonton serial Netflix 'The Let Down') 93% Asian co-sleeps. 

Yeay, akhirnya nulis jugaaa... Nanti kalau ada yang diinget, ditambah atau diupdate lagi...

Salam Emak-Emak