Di penghujung bulan Agustus yang lalu, untuk pertama kalinya saya ikutan acara blogger gathering yang diadakan oleh Blogger Perempuan di Sekolah SIS (Singapore Intercultural School) Bonavista yang terletak di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Excited banget dari pagi udah ngeboyong Salsa (anak kedua saya) untuk pergi ke acara ini.
Jujur ini pertama kalinya saya mendengar tentang sekolah ini. Karena saya sudah lama tidak ke sekolah, ya paling bantar ke SMA adek saya itu juga SMA Negeri, jadi vibenya beda banget. Ketika masuk kita harus meninggalkan kartu identitas untuk ditukar dengan kartu pengunjung lalu dikawal ketika memasuki area sekolah.
Teman-teman blogger disambut dengan baik oleh Mr John Birch, Head Teacher (alias Kepala Sekolah) di SIS Bonavista. Beliau telah memiliki pengalaman lebih dari 23 tahun di dunia pendidikan dan melanglang buana sebelum akhirnya ditempatkan di Indonesia.
Teman-teman blogger disambut dengan baik oleh Mr John Birch, Head Teacher (alias Kepala Sekolah) di SIS Bonavista. Beliau telah memiliki pengalaman lebih dari 23 tahun di dunia pendidikan dan melanglang buana sebelum akhirnya ditempatkan di Indonesia.
Psikolog Elizabeth Santosa dan Head Teacher John Birch |
Karena bahasan tenang gadget sudah sering sekali woro wiri di broadcast atau kuliah Whatsapp, jadilah terpatri bahwa Gadget itu musuh anak. Namun Mbak Lizzie memulai talkshow dengan sudut pandang yang objektif.
Apa bedanya kalau kita lagi ngajarin anak dengan flash card menggunakan kartu fisik dan gadget? Kan tampilannya sama. Atau misalnya game masak-masakan, kadang kan kita jadi tau gimana resep simpel masak ini itu dari game.
Gadget boleh, tapi harus didampingi orang tua dan diskusi. Manfaatkan dengan tepat dan benar.
Pemakaiannya harus diatur agar tidak menjadi candu.
Bagaimana pun gadget itu tidak bisa dihindari karena itu adalah bagian dari perkembangan jaman namun kita harus menggunakannya dengan benar dan bijak untuk kebaikan serta manfaat kita sendiri. Contohnya nih blogger juga kan tergantung dengan gadget. Apalagi parenting di dunia digital memerlukan orang tua yang cerdas untuk menjawab pertanyaan yang njelimet (Google to the rescue). Setiap generasi itu berbeda kondisi dan tantangannya, jadi kita harus bisa menyesuaikan.
Ibu bijak tidak cepat melarang tapi up to date!
Pola asuh orang tua sangat penting dan biasanya kreativitas itu muncul saat kepepet. Perlu dipahami bahwa memberikan anak fasilitas berlebihan bukan menyayangi anak. Jadi jika tidak perlu mengapa harus diberikan dan dimanjakan?
Mbak Lizzie juga memaparkan bahwa anak harus belajar tentang konsekuensi. Misalnya ketika anak menginginkan sesuatu, ajarkan bahwa dia harus berusaha untuk mendapatkannya, misalnya anak harus menabung. Jikala menabung dirasa terlalu lama, bisa juga dicoba untuk melibatkan anak dengan pekerjaan di rumah dan diberi imbalan. Jangan lah kita berbohong bilang "nanti" padahal kita tidak mau membelikan.
Atau ada kalanya anak melakukan kesalahan, kita bisa berikan konsekuensi seperti mencuci piring dan sebagainya. Kalau salah, konsekuensinya berikan pekerjaan, jangan tarik yang dia sukai. Harus sabar dan jangan sampai memukul dan mencaci maki anak. Dan yang terpenting adalah harus konsisten dalam memberikan konsekuensi.
Gimana kalau anak sudah terlanjur kecanduan? Detoks atau tarik. Perubahan pasti tidak menyenangkan. Tapi manusia itu adaptif, awalnya dia akan marah, namun lama-lama mulai membaik.
Contohnya seperti Mima, anak Mona Ratuliu, yang baru kelas 1 SMA dan sudah kecanduan gadget. Akhirnya Mona Ratuliu mengambil keputusan untuk menarik HP anaknya selama 1 tahun. Awalnya Mima marah bahkan mencaci ibunya, namun lama kelamaan berubah menjadi anak yang menyenangkan dan mau ngurus adik.
Analogi paling gampang adalah misal anak kecanduang narkoba dan sakau kesakitan, apakah kita sebagai Orang tua akan memberikan narkoba lagi agar tidak sakit? Tidak bukan. Sama halnya dengan gadget. Pikirlah dengan efek ke depannya. Kadang kita hanya bereaksi terhadap yang efeknya cepat dan pasti.
Tujuan kita adalah anak kita bisa menghadapi tantangan di dunia walaupun tidak ada kita.
Orang tua yang bijak memperbaiki diri sendiri. Ingatlah bahwa dalam sehari mungkin kita hanya menghabiskan waktu paling banyak 20 menit di depan cermin, sisanya kita melihat orang lain. Dengan kata lain sebenarnya pendapat, kelakuan kita terhadap orang lain adalah refleksi diri sendiri. Jadi jangan-jangan ketika anak kecanduan gadget, apakah jangan-jangan kita juga seperti itu :p
Image Source |
Children see children do. Apa yang dilihat, anak mencontohnya. Semuanya kembali kepada kita sebagai orang tua. Setiap orang sukses ada panutannya. Tugas kita tidak hanya menyayangi tapi menjadi panutan. Tidak ada pendidik terbaik selain orang tuanya.
Selesai dari talkshow, mbak Monika Arviany selaku PRO and Marketing Manager dari SIS Bonavista memberikan presentasi mengenai sekolah internasional ini. Karena larangan pemerintah melalui kemterian pendidikan sekarang kata "Internasional" sudah tidak boleh digunakan untuk nama sekolah, itulah sebabnya kata I pada SIS adalah singkatan dari Intercultural. Larangan yang berlaku sejak 31 Desember 2014 itu bertujuan mencegah terjadinya diskriminasi dan komersialisasi di dunia pendidikan Indonesia.
Singapore Intercultural School didirikan pada tahun 1996. Di Indonesia sendiri SIS memiliki 7 cabang, 3 di antaranya di Jakarta, sisanya di Cilegon, Semarang, Palembang dan Medan. Bonavista yang saya kunjungi ini adalah pusatnya dan yang terbesar,
Visi dan Misi SIS |
SIS Bonavista sendiri menerapkan tiga curriculum yaitu Singapore Curricullum untuk Pre-School dan Primary, Cambridge untuk jenjang Primary sampai dengan Secondary School (alias SMP) dan International Baccalaureate untuk jenjang Junior College. Nah salah satu perbedaan mendasar antara SIS dengan sekolah biasa yang kita kenal adalah pada durasi jenjang sekolah. Di SIS, tahap Secondary (atau SMP) adalah 4 tahun (1 tahun lebih lama) namun tahap SMA atau Junior College nya hanya 2 tahun. Karena menggunakan Curriculum IB, lulusan junior college sudah dapat gelar Diploma loh.
Komposisi murid di SIS Bonavista adalah 70% Asing dan 30% Lokal. Sebagian besar dari mereka memang anak dari expatriate yang bekerja di Indonesia yang berasal dari banyak negara. Selain itu ada 3 bahasa yang digunakan di sekolah ini, bahasa pertama yaitu bahasa inggris, kedua adalah bahasa mandarin (sebagian besar murid adalah native speaker mandarin), dan yang ketiga adalah bahasa Indonesia (karena tinggal di Indonesia maka yang asing pun tetap perlu untuk belajar). Kabayang kan paparan budaya yang beragam serta atmosfer yang internasional banget di sekolah ini.
Eits, biar begitu SIS Bonavista sebagai sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) tetap menyediakan pelajaran agama sesuai dengan yang dianut oleh siswa bersangkutan. Totalnya ada 5 agama yang difasilitasi disini sesuai dengan jumlah agama yang diakui di Indonesia.
Saat berkeliling-keliling sekolah ini, mungkin karena anak-anak saya masih pada piyik-piyik jadi fokus perhatian saya ya play club (buat anak umur 18-24 bulan) dan preschool nya. Beberapa gambar dan videonya bisa dilihat dari Instagram saya di bawah ini ya. (maaf rada gaptek caranya masukin video yang enak gimana).
Salah satu favorit saya di sekolah ini adalah pada 30 menit pertama, murid-murid dan wali kelasnya menghabiskan waktu bersama di perpustakaan. Hal ini untuk menumbuhkan semangat membaca pada anak-anak. Perpustakaannya pun juga super peweeee dan oke, engga heran pas jam istirahat pun ramai yang pergi kesini. Si Ammar pasti senang banget nih ke perpustakaannya.
Main Library (boleh banget liat videonya di post IG saya) |
Selain itu saat jam istirahat siang, anak-anak juga boleh bermain bola atau basah-basahan di area water play (sotoy bet, lupa namanya apa, yg penting basah-basahan, kalau basah beneran di kolam renang juga ada).
Salah satu yang eye catching dan unik menurut saya adalah pelosotan tangga. Paham banget deh kayanya sekolah ini kalau anak-anak sukanya bermain dan perlu penyaluran energi, hehehe.
Pasti kepo kan sama biaya sekolah ini dengan fasilitas yang banyak banget gitu. Bisa langsung klik disini (sambil berdoa dicukupkan rezekinya untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak). Oh iya mereka ada promo loh buat Warga Negara Indonesia yaitu potongan tuition fee 50%! Lumayan lahhhh
Untuk yang penasaran pengen liat sendiri SIS Bonavista, bisa banget datang ke acara Open Housenya di tanggal 15 September dari jam 09.30 - 11.30. Di hari yang sama akan ada mega bazaar day yang isinya stand-stand dari negara yang anaknya bersekolah disana. Lumayan banget buat icip-icip makanan khasnya kan. Selain itu anda juga dapat "Book A Tour" di website SIS Bonavista.
0 comments:
Posting Komentar