Dari awal, saya dan suami sudah menentukan tidak mau dipanggil mama dan papa. Saya sendiri memanggil orang tua saya Ummi dan Abi, sedangkan suami saya Ayah dan Ibu. Ketika kami akhirnya mempunyai anak sendiri, kami ingin dipanggil Ayah- Bunda.
Kenyataan pahit (lebaynya muncul) itu muncul ketika babbling (ocehan) anak saya (Ammar) pertama kali adalah yah.... Duh susah sekali rasanya bunda, harusnya dulu suami saya jangan dipanggil Ayah, tapi dipanggilnya Bapak saja biar susah (#timcurang). Lalu anak saya terkena tanda-tanda awal speech delay, babbling nya hilang. Di umur 15 bulanan, kemampuan berbicaranya tidak lebih bagus dari milestone anak 9 bulan. Sedih rasanya, padahal kemampuan intelegensia yang lainnya bagus. Akhirnya kami pun mulai menerapkan no gadget apalagi youtube selama beberapa bulan. Alhamdulillah perlahan kemampuan bicaranya kembali dan mengejar milestone seharusnya.
Namun, ya sepertinya 'Bunda' masih jauh untuk diraih karena cukup sulit untuk diucapkan. Sekitar 3 bulan lalu setelah saya melahirkan anak kedua, saya mengatakan kepada Ammar, "ya udah deh mar, panggil Mamah aja ga usah Bunda". Lalu serta merta, mata Ammar berbinar, tangannya memegang pipi saya sambil mengucap "Mamah... mamah..." dia tampak senang bukan main, akhirnya bisa memanggil saya selain "ehhh ehhh". That was quite a moment for me. Plus mamah, pake h, sunda pisan. Ya tapi kesini-sininya, kata "mamah" paling banyak disebut sehari-hari, puyeng juga nakkk.. Wkwkwkwk.
Berdasarkan googling sana sini, ternyata penggunaan kata mama-papa bermula dari datangnya bangsa Belanda ke Indonesia. Mereka yang berpendidikan Belanda biasanya akan memanggil menggunakan kata mama-papa atau mami-papi. Sehingga pada awal kemunculannya penggunaan kata mama-papa identik dengan keluarga yang lebih berpendidikan dan modern. Nah balik lagi ke asal usul mama papa, dulu saya selalu menganggap kalo yang manggilnya mama papa itu berasal dari keluarga kaya. Jadi minder gt kalo sobat miskin manggilnya mama-papa.
Tapi sekarang saya baru sadar, penyebab sebenarnya adalah karena mama papa umumnya adalah kata babbling pertama anak kecil. Beberapa bahasa lain juga menggunakan kata yang mirip dengan mama sebagai panggilan ibu contohnya:
Tapi sekarang saya baru sadar, penyebab sebenarnya adalah karena mama papa umumnya adalah kata babbling pertama anak kecil. Beberapa bahasa lain juga menggunakan kata yang mirip dengan mama sebagai panggilan ibu contohnya:
- Afrika - Mamma
- Cina - Ma
- India - Maan
- Irlandia - Mamai
- Portugis - Mamãe
Source: Google Translate |
Kata 'mama' sendiri mudah dipahami oleh seluruh orang di dunia. Saya jadi kagum sama yang menciptakan 'ibu' 'bunda' 'ambu' dan bahasa daerah lainnya di Indonesia, karena pengucapannya jauh dari normalnya babbling anak. Kalo 'emak' sebenarnya masih dekat ya. Saya teringat adik saya dulu jika merefer susu itu jadi 'beis' (whatttt, jauh banget kali), tapi sekarang sih adik saya pinter-pinter aja, bukannya terbelakang juga, hahaha, mungkin dia punya bibit pencipta bahasa kali ya sebenarnya.
Ada juga ga yang gagal jadi Bunda atau Ibu dan ganti jadi Mama?
Ada juga ga yang gagal jadi Bunda atau Ibu dan ganti jadi Mama?
Alhamdulillah, kalo aku sesuai ama keinginan mau dipangil apa :p. Dr awal udh bilang ama suami panggilan kita berdua papi mami. Awalnya suami mau papa mama, tp aku bilang, oke, si anak bakal ngomong apa duluan, berarti itu yg dipake. Ternyata si baby lbh duluan bisa papi mami hahahaha. Aku menang deh :p
BalasHapus