Tampilkan postingan dengan label #reviewbuku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #reviewbuku. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Maret 2020

My Reading List: January 2020




Tahun 2020 ini saya menargetkan untuk membaca 24 buku. Naik 8 buku dari tahun sebelumnya. Ini berarti minimal saya harus membaca 2 buku setiap bulannya.Dan seperti layaknya target tahun baru dibuat, bulan Januari adalah masanya sangat bersemangat untuk memenuhi target.

Bulan Januari yang lalu saya berhasil menyelesaikan 7 buku dengan genre yang berbeda-beda. Ini daftarnya.

1.  The Year of Less: How I Stopped Shopping, Gave Away My Belongings, and Discovered Life Is Worth More Than Anything You Can Buy in a Store



Penulis: Cait Flanders
Genre: Self Improvement
Rating Pribadi: 7.5/10
Review Singkat:
Buku ini bercerita tentang pengalaman penulis menerapkan gaya hidup minimalis sebelum Marie Kondo booming. Flanders bercerita bagaimana memiliki atau membeli banyak barang tidak menjadikan kita lebih bahagia, melainkan sebaliknya. Dalam buku ini, flanders menantang dirinya sendiri untuk tidak berbelanja selama setahun dan dampak terhadap dirinya. Dia juga bercerita bagaimana dulu ia memiliki banyak hutang kartu kredit dan akhirnya bisa melunasi serta memiliki banyak tabungan. Cukup inspiratif untuk ikut dicoba.

2. #Dear Tomorrow: Notes to My Future Self




Penulis: Maudy Ayunda
Genre: Nonfiction
Rating Pribadi: 7.5/10
Review Singkat:
Buku ini jelas menggambarkan bahwa Maudy Ayunda is way more than just a pretty face. Dia juga pintar, giat dan pekerja keras, serta punya insecurity seperti kita layaknya manusia biasa. Buku ini berisi tentang pemikiran dan renungannya tentang hidup. Tidak berat ataupun baru, namun untuk merangkaikan kata-kata tentang apa yang kita rasakan biasanya tidak mudah dan Maudy berhasil. Tentu saja buku ini membawa pesan positif bagi pembacanya. Konsep buku ini banyak tulisan renungan dan puisi serta foto yang instagrammable dengan layout yang menarik, jadi dalam satu halaman tidak penuh dengan tulisan. Bahkan ada playlist yang berisikan lagu-lagu sesuai suasana hati.

3. Every Night I'm Yours (The Spinster Club, #1)




Penulis: Christie Kelley
Genre: Adult Fiction
Rating Pribadi: 7/10
Review Singkat:
Ini adalah buku stensilan pertama yang saya baca selesai. Hahahaha. Iya saya bahkan ga baca triloginya 50 Shades. Iseng baca karena liat ebook ini didiskon murah banget di play book. Buku ini adalah buku pertama dari series Spinster Club yang berjumlah 5 buku. Masing-masing buku bercerita tentang tokoh yang berbeda dari Spinster Club. Latar belakang ceritanya adalah awal abad 19 atau tahun 1800an, dimana sebenarnya budaya Barat lebih konservatif dan mirip dengan budaya timur pada abad selanjutnya. Apa itu spinster? Spinster adalah perempuan yang tidak menikah/umurnya sudah jauh melewati masa menikah umumnya pada zaman itu.

Pada buku pertama ini, sang tokoh utama perempuan bernama Avis terjebak dalam deal khusus dengan seorang pria dari kaum bangsawan juga bernama Banning. Avis yang seorang penulis ingin memiliki pengalaman seksual yang biasanya hanya dimiliki oleh orang yang menikah saja dan ingin menjadikannya bahan tulisan. Alur cerita yang bisa diduga, Avis dan Banning akhirnya memiliki ikatan dan ketertarikan yang lebih dari sekedar urusan fisik.

Bagi saya, yang menarik justru karena saya baru sadar bahwa barat pun dulu sebenarnya konservatif, dimana premarital sex itu dilarang dan tidak terpuji. Para perempuan juga memiliki pressure yang berat untuk menikah dan lain sebagainya. Persis seperti budaya timur sekarang (atau setidaknya beberapa dekade lalu). Tapi cukup buku pertama ini saja yang saya baca. Alurnya yang mudah ditebak tidak membuat saya ingin melanjutkan ke cerita selanjutnya.

4. The Unlikely Pilgrimage of Harold Fry (Harold Fry, #1)




Penulis: Rachel Joyce
Genre: Fiction
Rating Pribadi: 9.5/10
Review Singkat:
Buku ini adalah buku fiksi favorit saya setelah One More Day nya Mitch Albom. Berawal dari seorang laki-laki yang telah menginjak usia pensiun bernama Harold Fry menerima sebuah surat dari seorang perempuan teman kerjanya 20 tahun yang lalu bernama Queenie Hennessy. Surat tersebut memberitakan bahwa Queenie sedang sakit. Secara impulsif setelah menerima surat itu, Harold memutuskan untuk berjalan kaki untuk menjenguk Queenie dan meninggalkan istrinya di rumah sendirian. Keputusan Harold itu sangatlah aneh, mengingat dia tidak membawa apa-apa, dompet dan telepon genggamnya sekalipun. Apalagi Harold sudah tidak muda dan memiliki masalah pada sendinya. Jarak yang ditempuh pun seperti dari ujung ke ujung negara Inggris, namun perjalanan itu mengubah banyak hal dan aspek kehidupan Harold dan istrinya.

Awalnya perlu komitmen untuk terus melanjutkan membaca buku ini. Rasa penasaran dan ketakutan saya tentang menjadi empty nester kelak membuat saya ingin tahu apa yang salah dengan Harold dan istrinya serta mengapa ia melakukan pilgrimage ini. Ceritanya tidak bisa ditebak dan sangat menarik. Twisted but not a psycho one. Really worth to read.

5. The Last Black Unicorn




Penulis: Tiffany Hadish
Genre: Autobiography, Humor
Rating Pribadi: 8/10
Review Singkat:
Ceritanya saya lagi kerajingan baca buku autobiography setelah sebelumnya baca buku Trevor Noah dan Ali Wong, kali ini saya membaca buku komika lainnya, Tiffany Hadish. Membaca memoir seorang imigran biasanya lebih menarik dan berliku karena umumnya mereka memulai segala sesuatu dari bawah dan melalui banyak rintangan. (Hmmm, ya mungkin kalau hidupnya lancar-lancar dan terlalu glamour saja jadi tidak menarik. Coba kepoin bukunya Paris Hilton, ratingnya tidak ada yang bagus). Buku yang memenangkan Goodreads Choice 2018 untuk kategori Humor ini saya rasa sangat mengalir dan lucu. Tidak jarang saya tertawa terbahak-bahak saat membacanya. Cara Tiffany Hadish bercerita sangatlah lucu dan kocak walaupun yang dia ceritakan tentang kemalangan. Saya sendiri sebelum membaca buku ini belum pernah menonton Stand Up Comedynya, lalu ketika saya mencoba menonton Netflix Specialnya berjudul Black Mitzvah, saya tidak menyelesaikannya dan jauh lebih suka bukunya.

6. Find It in Everything




Penulis: Drew Barrymore
Genre: Art/Photography, Nonfiction
Rating Pribadi: 7/10
Review Singkat:
Ini adalah salah satu cheating book saya bulan ini karena isinya hanya foto-foto saja dan bisa diselesaikan kurang dari sejam. Hehehehe. Drew Barrymore mengumpulkan banyak foto dari berbagai macam tempat dan keseharian yang tidak sengaja menunjukkan tanda cinta/love. Misalnya saja pada bentuk potongan/panggangan makanan sampai dengan awan di langit. Adorable filled with positive attitude or she's simply hopeless romantic.

7. The Girl on the Train




Penulis: Paula Hawkins
Genre: Mystery
Rating Pribadi: 8.5/10
Review Singkat:
Ini termasuk buku genre misteri pertama saya setelah sebelumnya hiatus membaca bertahun-tahun. Buku ini bercerita tentang seorang wanita bernama Rachel yang commute setiap hari menggunakan kereta dari daerah pinggiran ke pusar kota London. Selama perjalanannya dia memperhatikan lingkungan tempat tinggal yang dulu ia tinggali bersama suaminya sebelum bercerai. Sampai suatu hari, seorang wanita yang biasa ia amati dari kereta dilaporkan hilang, Rachel tergelitik untuk memberi kesaksian dan mencari tahu apa yang terjadi dengan wanita tersebut. Film ini memiliki alur cerita yang tidak tertebak, bagi yang suka twisted ending, buku ini menarik untuk dibaca. Buku ini diadaptasi ke layar lebar dengan judul yang sama pada tahun 2016 dan dimainkan oleh Emily Blunt. Saya sendiri belum menonton filmnya, namun yang malas membaca, sepertinya bisa menonton filmnya. Namun seperti biasa, books always better than the movie (iyalah, karena memvisualisasikan tulisan tidak segampang itu).


Okay, sekian review dari buku-buku yang saya tulis bulan Januari lalu. Semoga habis ini bisa konsisten menulis review buku pada bulan-bulan selanjutnya.

Rabu, 19 September 2018

Review Buku: Buku Anak Seri Odong-Odong Dongeng



Review buku ini sebenernya sudah pernah saya post di Instagram saya karena sebenarnya saya mau tertib bikin review buku setiap hari Rabu, tapi nyatanya.. Yahhh begitulah.

Sebagian odong-odong dongeng yang Ammar punya

Buku Anak Seri Odong-Odong Dongeng diterbitkan oleh Naura Publishing. Fisik bukunya sendiri adalah board book berisi 20 halaman. Harga normal buku ini adalah 49.000 namun kita bisa menemukan harga sampai dengan 35.000 di marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Kalau tidak salah Ammar sudah punya 6 judul seri odong-odong dongeng ini. Apa yang membuat buku ini menarik bagi saya dan Ammar?

Berbeda dengan buku dongeng lainnya, pendekatan yang dimiliki buku ini cukup unik. Cerita yang disajikan adalah cerita fabel yang biasanya pernah kita dengar, namun ada twist di akhir cerita. Misalnya akhir cerita dari Kura-Kura dan Kelinci, sang kelinci kembali lagi untuk menolong kura-kura bersama-sama menuju garis finish. Atau misalnya di cerita Harimau dan Monyet, harimau melawan bayangannya sendiri di danau, namun tidak sampai berakhir mengenaskan, melainkan hanya kelelahan dan harimau sadar bahwa dia bukanlah yang terkuat dan tidak boleh sombong. Hal ini bagus untuk pendidikan karakter anak.


Biasanya cerita selesai hanya sampai halaman 10, lalu sisa 10 halaman laginya apa? Isinya adalah alternatif dari cerita, di sini ada ruang diskusi kita yang membacakan dengan si anak berkaitan dengan dongeng tersebut. Misalnya saja, kalau kelinci tidak tertidur bagaimana ya, apa yang akan terjadi. Atau jika kelinci dan kura-kura bertanding permainan lain bukan berlari, kira-kira bagaimana ya, siapa yang akan menang? 


Ruang diskusi ini lah yang menurut saya adalah keunikan dari buku ini. Anak saya sendiri masih 2 tahun sebenarnya, selama ini masih lebih banyak saya bacakan sampai cerita utamanya selesai saja. Karena anak saya masih pada tahap menjawab ini apa, itu apa, belum sampai bagian menjelaskan 'bagaimana jika'. Oleh karena itu buku ini memang diberikan keterangan cocok untuk umur 3 tahun ke atas. Bagian ini mengembangkan imajinasi dan kreativitas serta logika dasar anak.

Bagian belakang buku

Namun, ada yang saya tidak suka dari buku ini, tapi ini pendapat saya saja ya. Ada beberapa binatang yang saya tidak suka gambarnya, karena aneh dari kehidupan nyata. Ya memang buku anak memang suka memberikan warna berbeda pada binatang dibandingkan yang ada pada kehidupan nyata. Tetapi beberapa binatang di seri buku ini bentuknya bisa disalah artikan. Anak saya sendiri memang pecinta fabel, jadi dia tidak masalah dengan gambarnya, Dia masih bisa memahami bahwa binatang berwarna ungu. Tapi ini hanya masalah ciri khas yang menggambar saja sih. Masih jauh lebih bagus, daripada saya yang ga punya darah seni ini yang menggambar. Hehehhehee

Contoh gambar semut yang agak mirip burung
Odong-Odong Dongeng Tikus dan Singa

Overall, saya cukup menyarankan untuk memiliki buku ini sebagai koleksi di rumah. Enaknya, buku ini dijual eceran, jadi bisa coba satu dulu. Saya agak terganggu soalnya kalau harus membeli satu paket berisi banyak buku, padahal belum tentu suka. Jaman sekarang marketingnya kaya gini soalnya, udah gitu dibuat PreOrder pula, pengen tau review jujurnya jadi ga bisa. Eitsss, jadi curcol... Mungkin paketan seri buku anak yang ini kapan-kapan saya review.

Rabu, 05 September 2018

Review Buku: Make It Happen! by Prita Hapsari Ghozie




Sebenarnya hal mengenai uang adalah sesuatu yang saya lebih sering hindari. Saya pun enggan mengatur keuangan keluarga, semuanya saya serahkan suami mulai dari bayar cicilan rumah sampai tagihan-tagihan lain.

Bagi saya yang penting semua cukup. 

Seberapa tidak nyamannya saya dengan masalah perduitan? Saya bahkan akhirnya baru tahu berapa penghasilan sebenarnya suami setelah 3 tahun lebih menikah. Ya terpaksa karena mulai merasa kurang dengan kondisi saya yang sudah tidak bekerja lagi dan titipan Allah yang bertambah. Setiap bulan rasanya uang hanya numpang lewat saja di rekening kami. Gajian tanggal 25, tanggal 1 sudah berasa tanggal "tua" lagi.

Seorang teman di salah satu grup Ibu Muda yang saya ikuti merekomendasikan sebuah buku tentang perencanaan keuangan yang ditulis oleh Mbak Prita Hapsari Ghozie. Make It Happen, namanya, buku pintar rencana keuangan untuk mewujudkan mimpi. 

Judul buku: Make It Happen

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan Pertama, April 2013
Cetakan Kelima, Mei 2018
Jumlah Halaman: 244+
Jenis Cover: Soft Cover
Harga: IDR 98,000


Mbak Prita sendiri adalah seorang perencana keuangan independen yang tersertifikasi Internasional dan merupakan co-founder dan CEO dari ZAP Finance sebuah penyedia jasa konsultan keuangan.
Membaca buku ini sungguh membuka mata saya tentang betapa pentingnya perencanaan keuangan. Rezeki memang asalnya dari Allah, leap of faith. Tapi kita juga harus pandai mengelolanya. 

Saya dulu pernah punya teori bahwa Wanita adalah penggerak utama ekonomi dunia. Bayangkan kalau semua orang hasrat belanjanya seperti suami saya, pasti ga gerak tuh roda ekonomi. Penentunya adalah wanita, walaupun yang paling banyak mencari uang adalah pria. Ya ga ya ga... Dan benar saja, menurut statistik: 70% pembelian dalan rumah tangga ditentukan oleh perempuan. Bahkan 84% uang rumah tangga dipegang (belum tentu dikelola oleh perempuan). Penting banget kan peranan wanita sehingga di bukunya ini Mbak Prita mencoba meningkatkan awareness dan pemahaman tentang keuangan (financial literacy) teruntuk wanita khususnya para Istri atau Ibu-ibu.





Pada bab awal buku ini ditekankan pentingnya komunikasi dengan pasangan untuk membicarakan masalah keuangan. Saya langsung tertohok di bab pertama karena sepertinya hampir tidak pernah benar-benar saya lakukan dengan suami, rasanya terakhir kali ngomingin perduitan ya pas mau ambil KPR 3 tahun yang lalu 🙈

Buku ini mengajarkan kita untuk mengevaluasi apakah keuangan kita sudah sehat apa belum? Berapa proporsi utang kita? Apakah kita sudah menyisihkan untuk dana darurat? Apakah kita sudah menerapkan Good Money Habit? Lalu bagaimana cara membuat rencana keuangan? Besarnya gaji ternyata tidak menjamin seseorang memiliki financial yang sehat dan perencanaan yang baik loh... Pernah baca kan tulisan tentang kaum urban yang miskin? Penghasilan besar tapi miskin bablas karena gaya hidup dan tidak adanya perencanaan,

Buku ini juga mengenalkan produk-produk keuangan yang ada untuk berinvestasi termasuk penjelasan tentang asuransi (yang mana sangat penting untuk dipahami terlebih dahulu sebelum menentukan asuransi yang tepat, jangan dengan otak kosong datang ke sales asuransi dan menelannya mentah-mentah, salah-salah kita bisa merugi sekali). 

Sebenernya ini bukan buku pertama tentang keuangan rumah tangga yang pernah saya baca. Tapi yang sebelumnya, saya baca masih tidak serius hanya di awal saja dan saat itu masih double income serta belum punya anak, kalau sekarang kan single income household dengan dua anak... Hmmm jadi kebayang lah yaa bedanya.

Penyampaian buku ini mudah dimengerti dengan ilustrasi yang mudah dibayangkan disertai persoalan yang memang banyak dihadapi. Mimpi-mimpi yang dibahas pun mimpi yang umumnya dimiliki orang, contohnya kebutuhan papan. Pertimbangan dalam membeli rumah sampai memilih KPR. Selain itu juga dibahas tentang mempersiapkan pendidikan anak (yang ternyata tingkat inflasinya paling besar tiap tahun) sampai bagaimana merencanakan dana pensiun untuk hari tua.
Karena ini juga judulnya Make It Happen, bukan ayo kita berhemat banget sampai jangan bersenang-senang, buku ini mengajarkan bagaimana merencanakan dan mengalokasikan dana untuk kebutuhan leisure seperti traveling, belanja, dan lain sebagainya.

Dari buku ini juga saya baru sadar "jahatnya" kartu kredit apalagi kalau kita terjebak dengan gaya hidup konsumtif dan pembelian impulsif (talking to myself!). Salah-salah kita bisa terkena bunga efektif kartu kredit yang dapat mencapa 60% pertahun. Dan ternyata, lebih dari 50% pemilik kartu kredit di Indonesia tidak membayar tagihan kartu kreditnya secara penuh saat jatuh tempo. Pantas saja kartu kredit promo dan salesnya sangat gencar, ternyata sangat menguntungkan bank.



Tapi buku yang saya baca ini ga bisa saya pinjamkan kayanya, soalnya banyak coretan-coretan "dapur" saya. Jadi di buku ini langsung ada exercise dan tabel yang bisa kita gunakan. Tidak lupa Mbak Prita menyelipkan booklet "12 Bulan Menuju Make It Happen!" yang berisi financial checklist langkah demi langkah untuk memiliki rencana keuangan.

Yaa, pokoknya habis baca buku ini saya jadi gemas pengen cepat-cepat ketemu suami (kebetulan lagi training selama sebulan penuh) untuk merapatkan semua ini.

Ada yang bilang "money is more taboo than sex". Nah itu dia kalo dihindari terus, padahal salah satu penyebab terbanyak kegagalan rumah tangga itu adalah masalah uang. Ketidakpedulian istri juga bisa menjadi penyebab korupsinya suami, gawat banget kannn... untung suami saya bukan anggota DPR atau abdi negara.

Saya merasa cukup terlambat membaca buku ini, kenapa ga dari dulu ya tau segitu pentingnya perencanaan keuangan. But better late than never right? Karena sekarang yang diatur masih recehan dan masalah belum komplek atau jadi kanker, Insya Allah sih buku ini cukup mencerahkan. 

Terima kasih Mbak Prita telah membuka mata saya. Semoga saya juga bisa me-make it happen-kan mimpi-mimpi saya.

Let's Start Planning Now and Make It Happen!

Kamis, 23 Agustus 2018

Review Buku: Jiwa yang Lapang by A.K




Ada sebuah buku yang menarik saya pada sore itu, di atas lemari printer ruang kerja ayah saya. Judulnya simpel "Jiwa yang Lapang". Saya balik buku itu, oh rupanya yang penulisnya sama dengan buku "Ya Allah, tolong Aku". Kebetulan beberapa tahun lalu saya pernah baca buku itu saat lagi galau-galaunya, ya cinta ya karier, saat seperti dunia lagi mau runtuh deh. 

Judul buku: Jiwa yang Lapang
Penulis: AK
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Cetakan Pertama, November 2015
Cetakan Ketiga, April 2016
Jumlah Halaman: 202
Jenis Cover: Soft Cover
Harga: IDR 65,000

"Manusia kadang hidup terlalu memaksa.
Memaksakan pikiran. Memaksakan kehendak. 
Memaksa diri sendiri. Memaksa orang lain.

Tetapi karena itu manusia mudah menjadi stres. 
Manusia tidak sadar kalau telah berbuat melampaui batas 
yang telah ditetapkan oleh-Nya.

Kita harus hidup dengan merasa cukup dan memiliki jiwa 
yang lapang. Jiwa yang bisa menerima segala sesuatu 
dengan seikhlas-ikhlasnya.

Bukan berarti kita tidak harus berusaha. Kita harus selalu bekerja dengan gigih dan berdoa dengan lebih gigih lagi. Setelah itu lapangkan jiwamu untuk menerima segala ketetapan dari-Nya."

Bait di atas tertera pada halaman buku yang berwarna hijau ini dan membuat saya pun mengambilnya dan membawanya ke kamar. Lumayan untuk menemani saat menyusui. Buku berisi 200 halaman dengan jenis paper back sehingga membuatnya tidak berat dengan ukuran font yang cukup besar dan highlight menarik sehingga dapat dengan cepat diselesaikan.



Waktu itu saya pernah mendengarkan ceramah Ust. Khalid Basalamah di youtube, kata beliau agar menghndari buku tidak dibaca atau hanya sekedar wacana untuk dibaca, mulailah dari daftar isinya lalu tandailah mana yang menarik untuk dibaca. Subhanallah, menurut saya (yang kebetulan suka jadi korban fragmented realitynya Instagram) buku ini terasa pas sekali setiap babnya, semua saya tandai dan rasa sangat perlu untuk dibaca. Mulai dari Penyesalan, Belajar Rendah Hati, Bersyukur, Rezeki Tidak Akan Tertukar, Jangan Suka Menghakimi Orang Lain, sampai Hidupmu ada Tujuannya, terasa sering kita dengar tapi buku ini menyusunnya dengan rapih kembali. Bab yang paling membuat saya jlep adalah "Mengeluh Hanya Membebanimu" serta bagian "Indahnya Kesulitan Hidup". I am a very whiny person apalagi isi whatsapp ke suami, woooo isinya keluhan dan stress terutama tentang mengasuh 2 anak kecil cimil-cimil yang sangat menguji kesabaran.



Seperti yang saya bilang sebelumnya, mungkin apa yang ada di buku ini bukannya pertama kali kita dengar. Namun penulis mencoba merangkai kata untuk merangkumnya kembali agar kita bisa renungkan. Tidak lupa diselipkan ayat dan hadits yang berkaitan. Buku ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja karena cukup general namun dapat diterapkan dalam setiap aspek kehidupan agar kita menjadi pribadi yang lebih positif.

Oh iya, penulis A.K ini memang sengaja menggunakan nama pena anonim agar pembaca tidak terpengaruh dengan siapa yang menulis melainkan kepada apa yang ditulis. Ya misalnya aja ada buku tentang body shaming, satu ditulis Kendal Jenner yang udah tinggi semampai dan langsing pula, satu ditulis Melissa McCarthy yang memang berbadan besar. Pasti kita akan lebih percaya yang ditulis Melissa bukan padahal mungkin saja Kendal Jenner juga memiliki insecurity tinggi atas tubuhnya. *Contoh yang aneh dan hanya ilustrasi doang yaa, wkwkwk*

Overall, saya suka buku ini. Yah, gimana ya, bacaan saya sekarang kalau ngga buku parenting ya buku self help. Membaca buku ini membuat saya banyak mengangguk serta mencoba mengurangi keluhan ataupun sifat judgmental. Saya jadi tertarik untuk membaca buku-buku A.K yang lainnya. Ada yang sudah pernah baca buku ini? Atau punya rekomendasi buku serupa?