Senin, 03 Desember 2018

Uang Kaget 100 juta! Mau diapain?




Day 14 ini temanya tentang zodiak dan apakah cocok dengan kepribadian kamu. Namun, saya sudah lama sekali tidak pernah memperhatikan hal seperti ini, mungkin terakhir pas masih ingusan di SMP. Lagipula hukum percaya zodiak sama saja seperti datang ke tukang ramal yang merupakan amalan jahiliyah, dan hukumnya SYIRIK

Jadilah saya memilih topik, apa yang akan saya lakukan jika saya diberi uang sebanyak 100 juta. Berhubung akhir-akhir ini saya baru melek finansial semenjak baca buku "Make It Happen"nya Prita Ghozie (review baca disini), saya jadi follow Instagramnya ZAP Financial (@zapfin) konsultan keuangan milik Prita. 

Untuk mengalokasikan penghasilan, bisa dengan mudah mengingat singkatannya ZAPFIN:

  1. Zakat (Sumbangan)
  2. Assurance (Perlindungan Keluarga)
  3. Present Consumption (Kebutuhan Bulanan)
  4. Future Spending (Tabungan Rencana Masa Depan)
  5. INvestment (Investasi untuk Masa Depan)

Nah berdasarkan guideline di atas, maka saya akan coba jabarkan apa yang akan saya lakukan dengan uang 100 juta tersebut (asumsi sudah nett tidak dipotong pajak oleh negara, hehehe).

1. Zakat (dan Sumbangan lainnya)

Zakat penghasilan 2,5% harus dikeluarkan dari uang hadiah ini. Selanjutnya ditambah sumbangan lainnya ke keluarga sehingga total keseluruhan untuk poin ini adalah 10% atau 10 juta.

2. Daftar Haji

Untuk mendapatkan antrian haji, kita harus menyetorkan uang terlebih dahulu. Untuk haji reguler sebesar 25 juta dan untuk haji plus 4500 USD. Tentu saja saya pilih yang reguler. Daftar berdua barang suami berarti total yang dibutuhkan adalah 50 juta.

3. Tambahan Dana Darurat (Emergency Fund)

Jumlah dana darurat yang selama ini dianjurkan adalah sebanyak 6x pengeluaran bulanan dan 12x jika sudah memiliki anak. Bolehlah saya tambahkan 10% untuk poin yang ini. Alhamdulillah, present consumptionnya semua sudah terpenuhi, kami juga tidak mau terlena "kaya sesaat". Semua harus diperhitungkan dan direncanakan dengan baik.

4. Asuransi Jiwa Murni

Baru-baru ini kami menutup asuransi unit link yang setelah dipikir-pikir cukup merugikan dan hampir tidak ada pertambahan nilainya. Ya ada sih, tapi terlalu kecil sehingga hanya untuk menutup premi kepada perusahaan asuransi. Apa bedanya dengan menabung biasa? Sebagai gantinya adalah asuransi jiwa murni yang pertahunnya berkisar 5 juta rupiah. Boleh lah dipakai untuk membayar asuransi jiwa murni untuk suami di tahun pertama. Oh iya asuransi jiwa murni biasanya diperuntukkan oleh kepala keluarga atau pencari nafkah.

5. Nabung Saham Syariah

Yang ini sih sebelumnya memang sudah kami rencanakan. Applikasi untuk pendaftarannya pun sudah diisi. Jumlah dana yang ingin kami investasikan tentu saja sejumlah uang yang "direlakan". Oleh karena itu untuk tabungan saham dicoba dulu sebesar 10 juta rupiah.

6. Beli Surat Obligasi Pemerintah (lagi)

Bulan lalu kami baru saja pertama kali membeli surat obligasi pemerintah yang bernama ST-002 (Sukuk Tabungan). Imbal yang diterima cukup menarik 8.30% pertahun (dipotong pajak 15%, nett 7.05% pertahun) dan dibayarkan setiap bulannya. Investasi jenis ini menurut saya cocok untuk yang tidak ingin uang simpanannya bocor terpakai. Selain itu tingkat imbal lebih tinggi dari tabungan rencana ataupun deposito membuatnya memiliki nilai tambah. Investasi ini bersifat jangka pendek, hanya 2 tahun lalu dikembalikan semua. Lagipula, daripada negara ngutang ke pihak asing, mending ke dalam negeri toh. Kita pun jadi berkontribusi lebih dalam pembangunan negeri. 

Ilustrasi: pembelian 10 juta misalnya. Berarti setiap tahun akan mendapatkan 705 ribu yang dibayarkan kurang lebih 58ribu setiap bulannya. Engga berasa ya kalau cuma segitu, kayanya masih lebih maknyus uangnya dibuat jualan. Ya memang, tapi kan tidak semua orang bisa aktif memutar uangnya bukan? Dan inilah salah satu cara pasifnya.

Yang kali ini kalau adalagi maka saya akan menghabiskan sisa uang yang ada yaitu 15 juta.

Demikianlah sekiranya coretan rencana saya jika mendadak dapat 100 juta rupiah. Kayanya apa-apa investasi ya sekarang mikirnya (apapun lah yang ga bodong dan riba). Soalnya kalau engga gitu, nanti cita-cita beli rumah tanpa harus lewat KPR ga tercapai-capai, ya gakkk... 

1 komentar:

  1. Waaah sama, aku juga dari dulu jarang banget baca zodiak karena emang kurang percaya hehe

    BalasHapus